5 Kejadian Konyol Orang Pura-Pura Sakit Demi Alasan yang Nggak Masuk Akal
Berpura-pura sakit pasti pernah dilakukan oleh hampir setiap orang. Alasannya pun beragam, entah lagi malas kerja, sekolah, ke kampus atau semacamnya. Lazimnya hanya seperti ini, namun siapa sangka di luar sana nih, ada orang-orang yang berpura-pura sakit untuk hal yang lebih ekstrem. Mulai dari cari perhatian, sampai agar bisa mendapatkan sejumlah uang.
Seperti orang-orang berikut, mereka berpura-pura sakit untuk hal yang bisa dibilang tidak lazim. Bukan pengen malas-malasan atau semacamnya, mereka memiliki tujuan khusus. Lalu, seperti apa sih ceritanya? Simak ulasannya berikut.
Seorang ibu berusia 34 tahun Hargraves berpisah dari suaminya dan sedang berusaha untuk bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. Ia memutuskan bahwa ia akan mengatakan bahwa dirinya terkena kanker perut stadium 4. Suaminya kemudian kembali padanya dan wanita tersebut kemudian membuat halaman donasi untuk dirinya sendiri. Ternyata hal ini berhasil sampai terbentuk gerakan “Mandy Strong” untuk membantu dirinya.
Namun, kecurigaan mulai berdatangan dan membongkar rahasianya. Teman-temannya merilis hasil dokter yang ternyata palsu. Hasil biopsi, scan dan MRI semuanya palsu sehingga pihak berwajib akhirnya turun tangan dalam masalah ini. Ia akhirnya menyerahkan diri dan dihukum satu tahun penjara serta harus membayar denda seribu dollar.
2. | Demi Keluar dari Penjara |
Kasus Steven Jay Russell sangat terkenal sampai menginspirasi film I Love You, Philip Morris. Russel dan Morris bertemu di perpustakaan penjara pada tahun 1995. Setelah mereka dibebaskan bersyarat Russel melakukan penipuan sampai ia berhasil berada di posisi eksekutif tertinggi perusahaan medis dan mencuri uang perusahaan untuk membiayai gaya hidup mewahnya bersama Morris.
Dari sana, Russel kemudian membuat beberapa rencana kabur dari penjara agar bisa bersama dengan Morris. Tahun 1998, ia membuat rencana dengan mengaku telah menderita AIDS selama 10 bulan. Karena memang sudah banyak yang tahu ia gay, penjaga pun percaya. Ia membaca buku tentang AIDS dan memalsukan gejalanya. Ia bahkan membuat file medis palsu dengan menggunakan mesin ketik penjara dan mengirimkannya ke sistem internal penjara. Saking bagusnya penipuan yang dilakukannya sampai dokter penjara tidak pernah menguji kebenaran penyakitnya.
Selanjutnya ia berpura-pura menjadi doktornya sendiri dan menelepon polisi. Mereka setuju membiarkannya keluar dari penjara agar bisa bergabung dengan program medis palsu. 3 minggu kemudian, sebagai dokter palsu ia kembali menelepon penjara dan mengatakan bahwa Russel telah tewas. Ia kemudian kembali hidup bersama Morris, tapi akhirnya tertangkap dan dipenjara lagi dengan hukuman 144 tahun.
3. | Demi Mendapatkan Perhatian Internet |
Sudah ada beberapa blogger yang melakukan hal ini demi mendapatkan perhatian internet. Karena sifat internet yang anonim, sulit membuktikan bahwa mereka sebenarnya berbohong. Salah satu kasus terbesar adalah David Rose, seorang pria 24 tahun yang menyamar sebagai seseorang yang tuli dan mengalami kelumpuhan tulang belakang karena cerebral palsy.
Kisahnya menginspirasi ribuah orang dan penipuan yang ia lakukan tumbuh semakin besar dan kompleks. Ia menulis blog berjudul ”Dave on Wheels” dan punya halaman Facebook serta Twitter. Semua ini memiliki jumlah follower dan pembaca yang sangat banyak. Ia mengaku mampu menulis dengan menggunakan komputer Tobii dengan inframerah yang bisa melacak gerakan matanya.
Kebohongannya mulai terbongkar tahun 2012 ketika “saudari” nya mengaku bahwa David terkena pneumonia dan ia sedang menulis sebagai blog terakhir adiknya. Tapi, salah satu pembacanya melihat foto di blog tersebut dan menemukan bahwa itu sebenarnya adalah foto seorang anak muda bernama Hunter Dunn di website Tobii. Situs entertainment ”theCHIVE” mengetahui yang sebenarnya dengan berangkat ke Los Angeles tempat pemakaman Dave Rose. Tapi, ”saudari” nya ini menolak untuk bertemu mereka. Selain itu, diketahui pula banyak tweetnya terrnyata dibuat menggunakan TweetDeck yang tidak akan bisa digunakan dengan Tobii ocular reader.
Sally Retallack bertemu dengan Elisa Bianco pada tahun 2009. Bianco berusia 16 tahun dan bersekolah di tempat Rettalack mengajar di St. Austell College. Keduanya menjadi dekat tapi 6 tahun kemudian Bianco mengatakan bahwa dirinya sakit kanker stadium akhir dan hanya punya waktu beberapa bulan untuk hidup. Retallack yang tidak tega menghabiskan lebih dari 2 ribu pounds untuk membiayai perjalanan Bianco.
Karena mengaku sebagai korban kekerasan, Retallack kemudian membawa Bianco ke rumahnya dan menyediakan segala kebutuhannya. Penipuan terus berlangsung sampai mengganggu pernikahan Retallack.Ketika akhirnya Retallack mengetahui bahwa dirinya sedang ditipu, Bianco langsung diseret ke pengadilan. Ia akhirnya mendapatkan hukuman 32 bulan penjara meski akhirnya hukumannya dipotong menjadi 28 bulan saja.
Tahun 2010, Jessica Vega mengaku sakit kanker stadium akhir. Tunangannya dan seluruh anggota keluarga Jessica kemudian merencanakan pernikahan paling sempurna sebelum gadis tersebut meninggal dunia. Jessica bahkan sampai mencukur rambutnya, serta mendekati seorang pemilik toko gaun pengantin yang akhirnya menyumbangkan sebuah gaun untuknya.
Toko lainnya kemudian ikut serta dengan memberikan tiket bulan madu di Aruba, kerudung pernikahan, perhiasan, bahkan acara pernikahan yang semua gratis. Tapi, calon suaminya akhirnya sadar bahwa ia berbohong ketika 4 bulan setelah pernikahan saat ia menemukan sebuah surat palsu yang katanya ditulis oleh dokternya tentang penyakit kanker calon istrinya. Ia mengumpulkan bukti ini dan kepolisian akhirnya melakukan investigasi. Singkat cerita, penipuan ini akhirnya terbongkar dan berujung buruk. Jessica diceraikan dan ditahan selama beberapa bulan.
Apa pun alasannya, berpura-pura sakit adalah hal yang tidak dibenarkan. Bahkan untuk tujuan kecil macam masuk kerja. Dari kisah di atas kita bisa simpulkan kalau kebohongan pada akhirnya akan berujung buruk. Okelah awalnya mulus, tapi akan ada masa di mana semua terungkap dan memberikan pelajaran kepada para pelakunya. Next
No comments: