Uniknya Tradisi Menato Wajah Ala Masyarakat Chin Myanmar untuk Menyamarkan Kecantikan
Di zaman sekarang ini tato adalah bagian dari fashion yang mana tujuannya jelas agar pemiliknya terlihat ‘lebih’. Entah ganteng, cantik, sangar, lucu dan sebagainya. Nah, ketika tato masa kini bertujuan untuk mempercantik diri, dulu orang-orang Chin yang ada di Myanmar ini justru berpikir sebaliknya. Ya, mereka membuat tato justru dengan tujuan menyembunyikan kecantikan.
Mungkin kamu bertanya-tanya ya kenapa demikian. Alasannya sendiri tak lain adalah demi keselamatan diri. Jadi, ceritanya dulu orang-orang sana khususnya para wanita membuat tato agar tidak dikira cantik. Pasalnya, terlihat menawan akan membuat mereka hidup sengsara. Kenapa begitu? Nanti ada penjelasan panjang lebar untuk itu.
Soal tato, orang-orang Chin selalu membuatnya di wajah. Kadang tak hanya satu dua goresan tapi hampir di semua kulit muka. Wih, sampai sebegitunya ya menyembunyikan kecantikan. Nah, lebih jauh soal tradisi dan fenomena unik ini, berikut penjelasan lebih lengkapnya.
Sejarah Tato Wajah Orang-Orang Chin
Masyarakat Chin yang ada di Myanmar ini memang sejak dulu dikenal akan wanita-wanitanya yang cantik luar biasa. Fisik mereka khas Asia namun memiliki ciri khusus. Lantaran banyak yang cantik, akhirnya raja pun sesukanya mengambili satu per satu wanita Chin untuk dijadikan pemuas nafsu lalu ditinggalkan begitu saja.
Tak ingin merasa terhina oleh perlakukan raja, akhirnya mulailah para wanita cantik Chin berlomba memperburuk tampilannya. Salah satunya adalah dengan membuat tato-tato di wajah. Cara ini rupanya berhasil. Semenjak banyak wanita Chin yang bertato mukanya, raja pun langsung alergi dengan gadis-gadis di wilayah itu.
Proses Menyakitkan Saat Menato Wajah
Berhubung dulu belum ada teknologi tato seperti sekarang, wanita-wanita Chin pun menato wajahnya dengan cara tradisional. Menggunakan jarum dan dikerjakan oleh tangan. Makanya, rasa sakitnya pun jelas lebih terasa.
Menurut para pelakunya, sakitnya ditato di wajah itu tak pernah bisa dibayangkan. Tak hanya bakal berdarah-darah, setelah proses penintaan sakitnya juga tak segera hilang. Bahkan dalam jangka waktu tertentu wanita-wanita yang ditato wajahnya itu tak bisa bicara. Sedikit mengangkat bibir akan membuat mereka sangat kesakitan. Soal usia, dulu sejak umur 9 tahun gadis-gadis Chin sudah harus ditato untuk menyelamatkan dirinya.
Awalnya Buruk Rupa Kemudian Indah
Sebenarnya adalah hal yang dilematis bagi para wanita Chin di masa itu untuk menato wajahnya. Di satu sisi mungkin mereka bakal selamat dari raja, tapi di sisi lain ini menyulitkan mereka untuk mencari jodoh. Ya, faktanya nggak hanya para raja yang alergi dengan wanita bertato wajah, tapi pria-pria Chin pun demikian. Tapi, kondisi ini tidak lama dan malah akhirnya berbalik 180 derajat.
Tato di wajah-wajah wanita Chin awalnya dianggap buruk, namun makin ke sini banyak pria yang menyukainya. Entah apa pertimbangannya, namun yang jelas tato di wajah itu malah membuat wanita-wanita Chin makin keluar cantiknya. Bahkan nih tato wajah sudah jadi semacam kriteria pria-pria Chin dalam mencari jodoh.
Desain Tato Tidak Selalu Sama
Melihat tato zaman sekarang yang sedemikian rumit polanya bahkan bergambar foto, tentu jadi hal yang tidak mengherankan. Teknologinya sudah canggih sih, makanya gambar apa pun bisa diaplikasikan. Uniknya, orang-orang Chin tatonya juga cukup rumit meskipun teknologi tato saat itu masih sangat udik.
Berbicara pola dan desain, tato-tato wajah wanita Chin ini unik-unik. Percaya atau tidak, hampir tidak ada yang namanya tato kembar di sini. Masing-masing punya ciri khasnya sendiri. Mirip memang ada, tapi tak pernah identik.
Tradisi Tato Wajah yang Ditinggalkan
Setelah era raja yang suka berburu gadis berakhir, orang-orang Chin diketahui masih tetap mempraktikkan tradisi tato wajah ini. Alasannya tak lain karena tato di masa itu sangat disukai pria, sehingga untuk mendapatkan kekasih gadis-gadis di sana pun tak ragu untuk melukis wajahnya. Tradisi ini pun awet sampai akhirnya perlahan mulai punah.
Tato wajah ala wanita Chin ini tetap bertahan, sampai akhirnya di tahun 60an pemerintah melarang total tradisi itu. Alhasil, fenomena unik ini pun menghilang sekarang. Di samping itu, sudah tidak ada lagi gadis-gadis Chin yang mau ditato wajahnya karena mereka menganggap itu membuat mereka buruk. Padahal gara-gara tato lah nenek-nenek mereka bisa hidup dengan aman dan nyaman.
Kini sudah tidak ada lagi wanita-wanita China yang menato wajahnya. Meskipun begitu, kita masih bisa menjumpai beberapa dari wanita yang punya pola unik di wajahnya. Ya, karena tato wajah ini adalah permanen, maka tentu saja tidak akan pernah hilang bekasnya. Di satu sisi cukup disayangkan ketika tradisi ini hilang, tapi di sisi lain pudarnya kebiasaan ini cukup dimaklumi karena memandang tato wajah untuk sekarang tidak diperlukan lagi. Next
No comments: