Header Ads

Leblouh, Tradisi Menggemukkan Wanita Mauritania Secara Paksa Agar Jadi Cantik



Cantik memang relatif, termasuk ukuran tubuh. Sebagian besar orang beranggapan jika kecantikan seorang gadis akan lebih terpancar ketika ia memiliki tubuh langsing bak boneka barbie. Hal ini bikin banyak perempuan terobsesi dan melakukan apapun demi jadi kurus. Mulai dari diet ekstrim sampai sedot lemak ke klinik-klinik yang nggak karuan budgetnya.


Namun, ternyata tak semua orang menganggap jika lemak identik dengan jelek. Suku Mauritania justru berpikiran sebaliknya. Lemak dianggap kecantikan yang harus didapatkan. Hal ini membuat orang tua berbondong-bondong ‘menggemukkan’ anak gadisnya dengan berbagai cara yang mungkin bikin kembung kita-kita yang doyan makan porsi kuli sekalipun.


Diharuskan Jadi Gemuk Sejak Usia 5 Tahun


Menurut seorang aktivis perempuan, suku Mauritania mewajibkan setiap anak yang memasuki usia 5 tahun untuk menjadi gemuk. Tradisi tersebut adalah Leblouh, di mana anak-anak diwajibkan untuk makan dan minum sesuatu yang mengandung protein tinggi, seperti susu, mentega, kacang dan lain sebagainya.


Menu Wajib Berkalori Tinggi [Image Source]
Anak-anak yang menjalani prosesi Leblouh ini akan dikirim ke tempat khusus, seperti camp untuk memakan 16.000 kalori tiap harinya. Yang jelas, jumlah segitu sudah jauh melampaui kebutuhan kalori orang normal. Proses tersebut dilakukan ketika musim libur sekolah, atau musim hujan ketika susu melimpah.


Metode Kasar Untuk Memaksa Anak Menghabiskan Makanannya


Dalam camp, tentu masih ada anak yang sulit menghabiskan makanannya. Namun, bagi suku Mauritania menjadi gemuk adalah suatu keharusan. Sehingga mereka tak segan melakukan penyiksaan bagi anak yang tidak mau menghabiskan makanannya.


Hukuman [Image Source]
Seorang petugas akan menekan tongkat pada sisi jari anak yang menolak untuk makan. Rasa sakit tersebut yang akan membuat mereka takut dan akhirnya terpaksa menghabiskan makanannya. Jika berhasil, seorang anak remaja 12 tahun akan memiliki bobot hingga 80 kg.


Asal-usul Praktek Penggemukan Suku Mauritania


Leblouh merupakan tradisi yang sangat dihormati suku Mauritania. Hal tersebut berawal dari masa pra colonial. Saat itu, seorang istri kaya hanya menjalani hidupnya dengan duduk diam di rumah sepanjang hari. Sementara para budak banyak sekali pekerjaan rumah tangga. Karena kebiasaannya tersebut, si wanita pun menjadi gemuk.


[Image Source]
Secara tak langsung, tubuh gemuk sang istri mencerminkan sebuah kemakmuran dan kejayaan suaminya. Selain itu, munculnya stretch mark atau guratan pada perut dan pinggul wanita juga dianggap sebagai perhiasan wanita. Terlebih lemak di sekitar pinggang sudah dianggap sebuah kebanggaan.


Sudah Ditinggalkan Oleh Sebagian Suku Mauritania


Penduduk Mauritania ymodern dan kelas menengah sudah menegaskan bahwa mereka sudah meninggalkan praktek Leblouh. Tapi lain halnya dengan penduduk pedesaan yang masih terus melaksanakan praktek penggemukan tak kira-kira ini. .


[Image Source]
Pemerintah sendiri telah berjuang untuk menghilangkan padangan bahwa gemuk adalah cantik yang sangat diyakini masyarakat Mauritania. Berbagai upaya kampanye dan penyuluhan bahaya memiliki tubuh obesitas dilakukan agar masyarakat pedalaman memahami resiko kegemukan pada penyakit diabetes bahkan jantung. Selain itu efek psikologis dari terapi menggemukkan pada anak-anak perempuan juga akan berimbas pada trauma dan penerimaan diri mereka.


Tradisi memang suatu saat akan dievaluasi, termasuk pandangan bahwa gemuk melambangkan kemakmuran seperti ini. Pada akhirnya jaman akan semakin maju dan manusia makin mengerti bahwa ada hal yang harus diubah untuk kehidupan yang lebih baik.


No comments:

Powered by Blogger.