Header Ads

Kakek-Kakek ini Lakukan Hal Tak Biasa yang Bisa Bikin Anak-Anak Muda Malu


Banyak orang bilang kalau generasi muda itu merupakan harapan sebuah negara. Maju atau tidaknya sebuah negara kelak tergantung dari generasi mudanya yang nantinya akan menjadi pemimpin. Dan hal itu juga berlaku tentunya untun Indonesia yang menanti munculnya generasi penuh semangat. Namun nampaknya banyak anak muda sekarang terlalu terlena dengan adanya kemajuan teknologi yang ada.


Di mana muda mudi lebih menyukai hal instan yang ada di sekeliling. Dan jika kalian termasuk anak muda yang dilenakan oleh kemajuan zaman, alangkah lebih baiknya jika melihat sosok-sosok di bawah ini. Orang-orang lanjut usia yang melakukan hal-hal tak biasa yang bisa menyadarkan kita sebagai anak muda untuk kembali bangkit.


Mengayuh sepeda Lhokseumawe – Banda Aceh


Lhokseumawe memiliki sosok pria lanjut usia luar biasa bernama Muhtar Mahdi. Kakek berusia 72 tahun ini akhir tahun lalu melakukan perjalanan menuju Banda Aceh dengan menggunakan sepeda ontel tua kesayangannya hanya untuk menyampaikan sebuah pesan. Perjalanan yang berjarak 274 kilometer itu dilakukan kakek Muhtar dengan nekat dan penuh perjuangan dan akhirnya bisa diselesaikan dalam lima hari perjalanan.


Muhtar [image source]
Nampak beberapa poster ditempelkan Muhtar pada sepedanya yang diberi judul ‘Wahai generasi Muda yang Lahir Sesudah Merdeka.’ Poster tersebut berisikan sebuah renungan untuk kembali mengingat perjuagan pahlawan. Pahlawan yang rela berkorban harta serta nyawa dalam merebut kemerdekaan untuk anak cucunya, tak peduli darah yang membasahi tanah air.


Muhtar bercerita bahwa saat ini nampaknya pengorbanan para pahlawan telah disepelekan. Jadi seperti inilah strateginya untuk mengingatkan generasi muda. “Nampaknya generasi muda dan orang tua tidak memperhatikan bagaimana sakitnya para pahlawan memperjuangkan Republik Indonesia. Mereka mengorbankan jiwa dan harta demi anak cucunya tapi anak cucunya tidak peduli,” jelas Muhtar. Bagaimana? Masih mau acuh dengan perjuangan nenek moyang kita?


Melakukan moonwalk Malang – Mataram


Bila kakek Muhtar mengingatkan perjuangan para pahlawan dengan membawa poster di sepeda yang dikayuh, kakek Kusno malah memutuskan untuk melakukan moonwalk demi mengingatkan betapa pentingnya kesehatan. Kakek yang saat itu berusia 67 tahun ini memilih untuk berjalan mundur dari Malang, Jawa Timur menuju Mataram, Nusa Tenggara Barat dengan hanya berbekal pakaian dan uang seadanya.


Kusno [image source]
Kakek Kusno bercerita bahwa dia hanya ingin mengingatkan anak-anak muda zaman sekarang untuk hidup lebih sehat. Karena menurutnya biaya kesehatan semakin lama menjadi lebih mahal, jadi alangkah lebih baiknya jika kita jaga anugerah Tuhan itu. Dalam perjalanannya kakek 12 anak ini turut serta memasang spion di kedua bahunya agar bisa melihat situasi jalanan saat dia mulai berjalan mundur.


Saat melakukan perjalanan tak jarang kakek ini menerima aneka bantuan makanan dari warga yang kebetulan melihatnya. Dia menegaskan bahwa bukan dia yang meminta pada masyarakat, melainkan orang-oranglah yang berinisiatif. Selain itu, kakek yang berprofesi sebagai petani ini diketahui memang sering mengingatkan anak muda untuk rajin berolahraga. Ayo yang muda-muda kuat nggak jalan kaki Malang-Mataram?


Durga, murid SMP tertua


Kisah ini datang dari sebuah daerah di wilayah Nepal yang sempat sangat viral di media internasional tentang seorang kakek delapan cucu yang bersekolah di sekolah menengah pertama (SMP). Durga Kami adalah warga negara Nepal yang memutuskan kembali ke bangku sekolah setelah istrinya meninggal dunia.


Durga [image source]
Durga sebenarnya sempat bersekolah sampai kelas lima SD dan kemudian terpaksa harus berhenti karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan. Namun untungnya saat itu Durga sudah bisa membaca dan menulis. Setelah menikah, pria ini dikaruniai enam orang anak yang kemudian satu-persatu pergi meninggalkan dia dan istrinya untuk hidup mandiri.


Setelah sang istri meninggal, kakek ini mengaku merasa kesepian dan memutuskan untuk kembali mengenyam pendidikan. Beruntungnya karena SMP setempat dengan senang hati menerima Durga bahkan memberinya perlengkapan sekolah seperti murid lain. Di sekolah Durga sama sekali terlihat tidak canggung bergaul dengan siswa lain yang memanggilnya dengan sebutan ‘Baa’ atau ayah. Para mahasiswa yang suka bolos masak nggak malu sama kakek delapan cucu ini?


Mencengangkan memang bila mengetahui orang-orang lanjut usia ini justru terlihat jauh lebih bersemangat dibanding kita yang kondisi fisiknya masih bugar. Usia memang sepertinya tidak menghalangi mereka menyebarkan pesan kebaikan pada sekelilingnya. Terimakasih untuk kakek-kakek yang telah peduli dan menyadarkan kami semua, semoga selalu diberi kesehatan. Next




No comments:

Powered by Blogger.