Header Ads

Peristiwa Cikini, Ketika Bung Karno Hampir Berpulang Lantaran Digranat


Seperti diketahui, presiden Soekarno adalah pemimpin pertama negeri yang nyaris tak pernah lepas dari situasi sulit. Selama masa penjajahan Belanda, Ir. Soekarno memainkan peranan yang begitu penting hingga bisa mencapai kemerdekaan.


Sebagai figur yang memberi pengaruh besar pada negeri, memang tidak semua orang pro terhadap peranannya. Terbukti begitu banyak kasus di mana banyak oknum yang mencoba menghabisi nyawanya. Salah satu kasus tersebut adalah tragedi pelemparan granat Cikini. Berikut ini adalah kronologi peristiwa tragis berdarah yang hampir merenggut nyawa Soekarno tersebut.


Pesta ulang tahun sekolah paling pilu


Kisah tersebut terjadi pada 30 November 1957. Bermula saat presiden Soekarno mengunjungi Perguruan Cikini, tempat di mana putra dan putri Soekarno sekolah. Lokasinya berada di Jalan Cikini nomer 76 Jakarta pusat. Kunjungan tersebut dalam rangka perayaan ulang tahun ke-15 sekolah.


Presiden Soekarno dalam pesta sekolah cikini [image source]
Namun, tak disangka jika perayaan ulang tahun yang meriah dan dipenuhi dengan keceriaan ana-anak justru berubah menjadi tragedi yang dipenuhi dengan tangis ketika komplotan teroris muncul dan melemparkan granat ke arah Presiden Soekarno. Para teroris tersebut diduga adalah orang-orang yang tak puas dengan kondisi politik Negara saat itu.


Pelaku melemparkan granat pada presiden yang tengah berada di antara anak-anak


Para pelaku tanpa hati nurani melemparkan granat ke arah Presiden Soekarno, padahal saat itu ia tengah berada di antara anak-anak sekolah. Granat-granat tersebut pun meledak dengan dahsyatnya. Namun, saat itu sasaran justru meleset. Bung Karno lolos dari maut.


peristiwa cikini yang berada di antara anak-anak [image source]
Halaman Sekolah Rakyat Cikini yang dipadati orang pun sontak dipenuhi hujan tangis. Setidaknya, ada tujuh orang yang meninggal dalam insiden tersebut, sementara berpuluh-puluh orang mengalami luka-luka. Meledaknya granat saat itu spontan saja membuat amarah presiden Soekarno meledak. Bagaimana tidak, hanya berjarak beberapa jengkal darinya, anak-anak kecil dan termasuk ibu hamil merenggang nyawa.


Usaha menemukan pelaku


Peristiwa tersebut juga melumpuhkan beberapa pengawal presiden. Di antaranya terluka parah saat tergores kawat berduri saat mencoba menyelamatkan diri. Melihatnya, Soekarno pun segera mengerahkan Mayor Dachyar, selaku Komandan Militer Jakarta. Hanya berselang tiga hari sampai ia menuding bahwa Zulkifli Lubis merupakan dalang percobaan pembunuhan tersebut.


ilustrasi Zulkifli lubis [image source]
Zulkifli saat itu adalah seorang mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Periode 1952-1956. Ia juga merupakan mantan Kepala Inteljen Negara yang kedudukannya di bawah koordinator Soekarno. Menurut keterangan resmi dari pemerintah, Peristiwa Cikini diduga merupakan aksi mutlak yang dilakukan oleh organisasi Lubis dalam upaya membangun kelompok militer dinamakan Gerakan Anti Komunis dan juga Anti Soekarno.


Para pelaku teror


Namun, ternyata Zulkifli membantah atas tuduhan keterlibatan tersebut. Meski demikian, ia mencoba mengerti jika saat itu menjadi tertuduh sebagai dalang dari aksi teror tersebut. Karena memang posisinya sangat tidak disukai.  Tapi, pengadilan tidak bisa membuktikan bahwa Zulkifli bersalah. Tak lama, aparat berhasil mengungkap bahwa tersangka tersebut adalah Tasrif, Saadun dan Yusuf Ismail. Ketiganya merupakan perantauan yang datang dari Bima. Mereka juga tergabung dalam gerakan DI/TII.


ilustrasi teroris [image source]
Presiden pun tidak ragu lagi untuk memberikan tandatangan eksekusi kepada tiga pelaku tersebut. Beredar pendapat bahwa sebenarnya tindak pengeboman tersebut merupakan aksi yang dilatari masalah pribadi dari salah seorang pelempar granat. Dendam tersebut dikarenakan adik perempuan pelaku yang dibuat kecewa atas  hubungan singkat dengan Ir. Soekarno.


Cikini hanya salah satu saksi bisu di mana Presiden Soekarno memang selalu berada dalam bahaya. Bukan hanya sekali, sosok nomor satu di Indonesia saat itu memang membuktikan ketangguhannya karena selalu berhasil meloloskan diri dari maut. Semoga pemimpin Indonesia generasi saat ini juga memiliki ketangguhan yang sama. Prev




No comments:

Powered by Blogger.