Mengintip Sadisnya Kehidupan di Gitarama, Penjara Paling Buruk di Muka Bumi
Halden sering disebut-sebut sebagai penjara paling menyenangkan di dunia. Bagaimana tidak, di dalamnya kita bisa menemukan berbagai kesenangan mulai dari kamar pribadi ala hotel plus kamar mandi dalam, ruang entertainment tempat para napi nonton film, sampai kamar rekreasi di mana segala hal menyenangkan hanya tinggal pakai. Dengan segala yang ada, penjara Halden ini bahkan mungkin lebih mewah daripada rumah para napinya sendiri.
Jika Halden dianggap penjara terbaik, mungkin kamu bakal bertanya, lapas mana yang disebut terburuk di dunia. Ya, jawabannya adalah Gitarama yang ada di Rwanda. Di sini napi benar-benar dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Seumpama Halden disebut surga, maka Gitarama adalah versi nerakanya. Bahkan bukan neraka biasa, melainkan yang paling buruk.
Lalu, seperti apa sih kehidupan sebenarnya di penjara satu ini? Siapkan mentalmu karena kita akan melakukan perjalanan yang penuh dengan kesadisan. Simak ulasannya berikut.
Penjara yang Penuh Sesak, Bernapas pun Susah
Setiap penjara tentu memiliki kapasitas maksimumnya masing-masing, dan begitu pula dengan Gitarama. Kalau dilihat dari kemampuan tampung, penjara satu ini maksimal hanya boleh ditempati oleh sekitar 600an orang. Namun, pada kenyataannya Gitarama dihuni oleh begitu banyak napi.
Jumlahnya sendiri bukan 1.000 atau 2.000, melainkan 7.000 atau sekitar 10 kali lipat lebih daya tampung maksimalnya. Jumlah yang terlalu banyak ini pun akhirnya memengaruhi kualitas hidup di sana. Para napi tak lagi bisa hidup normal. Jangankan tidur, duduk saja mereka sangat berdesak-desakan. Makanya, tak heran kalau sebagian dari mereka memilih berdiri karena tempatnya tidak cukup lagi.
Kaki Membusuk dan Kotoran Manusia di Mana-Mana
Soal sanitasi kalau boleh membandingkan, mungkin lebih bagus kandang sapi daripada penjara ini. Bagaimana tidak, setidaknya kandang sapi lebih tertata, entah tempat makannya dan lain sebagainya. Di Gitarama yang terjadi tidaklah seperti itu. Sangat kotor dan luar biasa jorok.
Orang-orang di sana terbiasa dengan hidup berdampingan dengan feses mereka sendiri. Bukan karena tidak ada WC atau semacamnya, namun karena bergerak saja susah. Bahkan WC mungkin sudah jadi tempat tidur orang lain. Tak punya pilihan, mereka pun buang hajat di sembarang tempat. Akhirnya hal ini pun membawa penyakit, salah satunya adalah pembusukan di kaki. Untuk yang satu itu, sudah banyak napi yang diamputasi kakinya gara-gara hal tersebut.
Soal Makan dan Kabar Kanibalisme
Di Gitarama, tak ada yang namanya pelayanan, semua napi harus bisa mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam hal ini adalah makan. Sudah jadi hal yang biasa sekali di sana para penghuninya masak makanan sendiri. Makanan mereka pun biasanya sangat miris dan itu pun seringnya sehari sekali.
Makanan adalah barang mahal di sini dan untuk mendapatkannya orang-orang harus bekerja keras. Tapi, bisa bersaing di antara 7.000an manusia adalah hal yang susah. Makanya, kemudian para napi pun memilih cara lebih mudah. Ya, dengan memakan apa yang ada, dalam hal ini adalah teman sesama napi. Rumor soal kanibalisme di sini sangat kuat memang. Terbukti dari banyaknya kematian tanpa sebab di Gitarama.
Rata-Rata Penghuni Gitarama Adalah Para Tukang Bantai
Dulu sekali, penjara Gitarama ini normal dan cukup kondusif. Hingga akhirnya kejadian pembantaian di negara itu membuat penjara ini jadi penuh sesak seperti sekarang. Seperti yang kamu tahu, dulu ada semacam aksi pembantaian antar suku di sana yang menewaskan hampir sejuta orang. Nah, para pembantai inilah yang kemudian dikirim ke Gitarama untuk ditahan.
Di satu sisi kasihan melihat nasib para penghuni penjara ini, tapi di sisi lain hal tersebut adalah hukuman yang setimpal untuk apa yang sudah mereka lakukan. Entah, sampai kapan mereka akan tinggal di penjara nista itu. Mungkin seumur hidup kalau berkaca pada kesalahan yang diperbuat.
Tidak Ada Proses Peradilan Bagi Penghuni Gitarama
Sekeji-kejinya mereka, namun para penghuni lapas Gitarama ini layak untuk mendapatkan keadilan. Namun, pada kenyataannya yang semacam ini seperti mimpi saja bagi para napi di Gitarama. Hampir bertahun-tahun mereka mendekam di penjara, tapi seolah tidak mendapatkan nasib yang jelas.
Pernah ada seorang napi Gitarama yang bercerita jika ia telah menunggu selama 16 tahun untuk sidang dan mendapatkan keadilan. Bahkan masih menurut si napi tersebut, beberapa yang lain juga menunggu sangat lama. Entah sampai kapan mereka harus menunggu. Tapi, kalau dilihat dari apa yang ada, kemungkinan para napi Gitarama akan seumur hidup berada di sana.
Melihat kenyataan menakutkan ini, rasanya cukup pantas kalau penjara Gitarama dijuluki yang paling buruk di dunia. Tak bisa dibayangkan rasanya harus hidup berdesakan di penjara berpenghuni 7.000 orang itu. Besar harapan supaya penjara ini segera direnovasi. Terlepas dari kesalahan yang pernah terjadi, mereka juga manusia yang layak untuk diperlakukan manusiawi. Next
No comments: