Okipa, Ritual Keagamaan Menyakitkan Ala Suku Indian yang Rasanya Seperti Bunuh Diri
Bagi pemeluk suatu agama, menjalankan ritual dari keyakinan yang dianutnya adalah hal yang sangat penting. Kadang bukan lagi kewajiban, tapi sudah masuk ranah kebutuhan. Makanya, kemudian adalah hal yang sangat wajar kalau dalam praktiknya, seseorang sangat maksimal ketika melakukan ritual peribadatannya. Terlepas apakah ritual itu sebenarnya malah menyakiti diri sendiri.
Kalau kamu bertanya, apakah ada ritual keagamaan yang dilakukan dengan cara menyakiti diri sendiri? Jawabannya ada dan tidak hanya satu. Salah satu contohnya adalah apa yang dilakukan oleh orang-orang suku Indian Mandan lewat ritual mereka yang bernama Okipa. Ritual satu ini benar-benar menyeramkan, pasalnya ia dilakukan dengan cara yang bisa dibilang sadis bahkan di luar batas kewajaran.
Okipa sendiri bagi suku Mandan adalah hal penting. Selain membuat mereka lebih dekat dengan sang pencipta, ritual ini juga sekalian jadi bukti kedewasaan. Lalu, macam apa sih ritual ekstrem yang dilakukan mereka? Simak ulasannya berikut.
Syarat, Waktu, dan Ketentuan Ritual Okipa
Sama seperti ritual keagamaan lainnya, Okipa punya semacam aturan-aturan khusus dalam tata cara pelaksanaannya. Ritual ini secara umum hanya boleh diikuti oleh para pria saja. Wanita sama sekali dilarang untuk ikut campur. Bahkan melihat atau mengintip saja mereka tidak diperbolehkan untuk itu.
Okipa sendiri sebagian besar kegiatannya dilakukan di dalam ruangan yang berbentuk gubuk-gubuk. Sedangkan untuk waktunya sendiri, lazimnya adalah pada saat musim panas. Ritual ini sendiri sudah ada sejak ratusan tahun.
Permulaan Okipa yang Menyakitkan
Tak ada persiapan khusus dalam ritual Okipa kecuali gubuk dan juga para pria-pria yang menjalaninya. Untuk para pria, sebelum melakukan ini mereka diwajibkan untuk melakukan puasa. Puasanya sendiri cukup ekstrem dan tak semua orang sanggup untuk melakukannya.
Secara umum sama sih puasanya, hanya saja waktunya lebih lama yakni empat hari berturut-turut. Puasanya sendiri tak hanya dilarang makan dan minum, tapi juga tidur. Bayangkan, bagaimana rasanya berpuasa dengan syarat seperti ini. Tentu luar biasa sengsara, meskipun memang takkan pernah membunuh manusia. Setelah ritual puasa ini selesai, barulah para pria masuk ke sajian utama Okipa.
Acara Inti Okipa yang Seperti Bunuh Diri
Ritual inti ini secara umum berbentuk seperti bunuh diri, serius. Bahkan kalau boleh dibilang, bunuh diri yang biasanya mungkin takkan semenyakitkan Okipa. Jadi, setelah berpuasa non stop selama empat hari, kemudian para pria bakal dibawa ke gubuk yang sudah dipersiapkan, kemudian mereka bakal digantung di sana untuk beberapa lama.
Cara menggantungnya sendiri sadis. Jadi, bagian tubuh tertentu entah depan atau belakang, bakal dikaitkan dengan benda tajam berujung tali lalu kemudian di gantung di kayu-kayu penopang atap gubuk. Digantung dengan posisi seperti ini, tentu luar biasa sakit. Apalagi metode mengaitkannya semacam itu. Semakin lama, maka kulit akan berbunyi ‘krek’ pertanda mengalami sobek karena kait.
Menjalani Okipa Wajib Tersenyum
Mengingat ini adalah ritual keagamaan, maka menjalaninya pun harus dengan ikhlas. Makanya, para tetua suku Mandan selalu mengingatkan para peserta Okipa untuk selalu tersenyum ketika menjalani ritual menyakitkan ini. Tersenyum saat prosesi puasanya sih mungkin masih masuk akal ya, tapi tentu tidak untuk bagian gantung dirinya.
Tersenyum saat kulit disayat dalam dengan kait macam itu adalah tantangan tersendiri. Tujuan aturan tersebut sendiri adalah untuk menguji kekuatan mental dan spiritual para peserta. Sayangnya, tak semuanya sanggup tersenyum. Beberapa tak kuasa untuk menahan wajah seringai kesakitan bahkan ada juga yang pingsan.
Bertahan dengan Siksaan dan Menjadi Lelaki Sejati
Tak hanya untuk tujuan keagamaan, Okipa sendiri secara khusus juga merupakan ujian kedewasaan. Jadi, ketika para pria ini sukses bertahan sekian lama dengan siksaan maut itu, maka mereka bakal jadi lelaki sejati. Biasanya, mereka itu bakal jadi kandidat ketua suku selanjutnya.
Namun, bagi yang tak sanggup bertahan maka sebutan pria sejati belum bisa didapatkan. Ia harus kembali mengulangi ritual ekstrem ini sampai selesai. Untungnya, bagi mereka yang tak sanggup dengan derita ritual ini, maka tidak ada hukuman yang menanti. Tapi, sebagai gantinya, mereka harus ikut lagi tahun depan.
Selain ritual keagamaan ekstrem penuh luka ala suku Mandan. Masih ada lagi beberapa ritual keagamaan lain yang sejenis. Salah satunya yang paling terkenal adalah ritual yang dilakukan orang-orang Iran bernama Ashura. Pada ritual ini mereka benar-benar menyiksa dirinya sampai berdarah-darah.
No comments: