Header Ads

Terlalu Cinta Indonesia, Warga Kenya Ini Menikah dengan Adat Jawa




Saat kebanyakan orang di Indonesia mulai meninggalkan upacara pernikahan tradisional, bule asing justru menggunakannya. Saat banyak pemuda dan pemudi memilih pernikahan ala barat yang hemat, orang Kenya justru menggunakan adat Jawa dalam upacara pernikahan yang mereka lakukan di awal November 2016 silam.


Adalah Joshua Margo, pria berbahagia dari Kenya yang menikah dengan adat Jawa. Di negaranya sana, Joshua mengenakan pakaian pernikahan Jawa lengkap mulai atas sampai bawah. Istri dari Joshua pun juga didandani ala pengantin jawa lengkap dengan sanggul dan hiasan di kepala yang sangat indah.


Keinginan menikah dengan cara Jawa yang dilakukan oleh Joshua bukan tanpa alasan. Setelah mengenal musik tradisional Jawa, dia mulai menyukai budaya dari Indonesia. Setiap hari, Joshua belajar dengan tekun dan ingin tahu banyak hal tentang Indonesia meski dia tidak pernah datang ke Indonesia  satu kali pun.


Nikah Adat Jawa [image source]

Nikah Adat Jawa [image source]


Akibat kecintaan kepada Indonesia yang teramat sangat, dia memutuskan menikah dengan adat Jawa yang cukup kental. Prosesi-prosesi adat Jawa dilakukan pada awal dan tengah upacara. Pada bagian penutupan, upacara khas Kenya dilakukan dengan tidak kalah meriah.


Pernikahan yang dilakukan oleh Joshua ini dibantu oleh ibu-ibu dari KBRI. Kecintaan Joshua pada Indonesia membuat KBRI mau membantu banyak hal termasuk mengadakan pertunjukan musik angklung yang menarik.


Oh ya, Joshua juga memborong 150 angklung dari Indonesia yang diberikan kepada tamu yang dia undang. Dia ingin semua orang mulai mengenal budaya Indonesia perlahan-lahan karena banyak hal menarik dari Indonesia yang tidak bisa ditemukan di Kenya dan negara-negara lain di Afrika.


Berangkat dari kisah Joshua ini kita bisa memetik satu pelajaran. Kalau bule saja cinta mati dengan Indonesia, kenapa kita enggak. Sekacau-kacaunya negeri ini, yuk bareng-bareng jagain jangan sampai hancur baik dari segi budaya atau tatanan sosial politiknya. Next



No comments:

Powered by Blogger.