Tragedi Takokak 1948, Pembantaian Rakyat Indonesia oleh Belanda yang Terlupa
Sejarah mencatat kalau Belanda masih melakukan tindakan pembantaian secara keji setelah Indonesia melakukan Proklamasi Kemerdekaan pada tahun 1945. Pasca Jepang mengaku kalah kepada sekutu, Belanda kembali lagi dengan bantuan tentara sekutu seperti Inggris untuk merebut kembali negeri yang mereka keruk sumber dayanya selama ratusan tahun.
Selama kembali lagi ke Indonesia, Belanda telah beberapa kali melakukan pembantaian yang dikutuk oleh dunia internasional. Pertama adalah pembantaian yang dilakukan oleh Westerling pada akhir tahun 1946 di Sulawesi Selatan. Kekejaman Westerling pada aksi ini mendapat protes banyak pihak di Belanda. Pembantaian selanjutnya terjadi di kawasan Peniwen, Malang yang menyebabkan beberapa anggota PMR tewas dan memicu banyak protes di Eropa.
Selain dua pembantaian yang telah disebutkan sebelumnya, ada satu lagi peristiwa yang tidak kalah menyeramkan Di daerah Takokak, Jawa Barat, puluhan kaum republiken dibantai dengan keji dan mayatnya langsung dibuang ke jurang. Mereka diburu, dicekal, lalu ditembaki dengan membabi buta hingga tidak bernyawa. Berikut uraian lengkap tragedi Takokak 1948 yang mengerikan itu.
Penyudutan Rakyat Indonesia dalam Perjanjian Renville
Setelah Jepang hengkang dari Indonesia, peralatan perang yang mereka miliki praktik diambil alih oleh militer Indonesia. Persenjataan hasil jarahan ini akhirnya digunakan untuk alat membela diri saat Belanda masuk lagi ke Indonesia. Senjata yang dimiliki oleh pihak militer ini membuat Belanda dan sekutunya agak kalang kabut. Pasalnya sebelum Belanda kalah oleh Jepang, kekuatan persenjataan dari Indonesia tidak sehebat itu.
Dari situasi yang terus menyudutkan ini, Belanda akhirnya meminta perundingan di atas kapal perang Amerika. Perjanjian yang akhirnya dikenal sebagai Perjanjian Renville ini berlangsung dengan cukup alat. Dari perundingan ini, Belanda hanya mengakui wilayah Indonesia di kawasan Jawa Bagian Tengah, Banten, dan Sumatra. Perjanjian ini juga membuat TNI harus menarik kekuatannya dari Jawa barat dan Jawa Timur.
Perburuan dan Pembersihan Kaum Republiken
Permintaan yang merugikan Indonesia ini tentu saja tidak serta merta disetujui. Jenderal Sudirman yang kala itu menjadi pemimpin TNI masih mengusahakan kekuatan ada di kawasan Jawa Barat apa pun caranya. Akhirnya, beberapa pasukan menyamar menjadi pasukan liar yang terpisah dengan kaum republiken yang menginginkan Indonesia merdeka secara utuh.
Apa yang dilakukan oleh pasukan Indonesia ini sebenarnya diketahui oleh militer Belanda. Terlebih lagi, pasukan republiken yang menyamar ini kerap menyerang pos militer di daerah kekuasaan Belanda. Akhirnya Belanda berang dan melakukan perburuan kepada kaum-kaum republiken yang disinyalir kerap membuat keributan dan menyerang militer Belanda secara diam-diam.
Pembantaian yang Mengerikan di Kebun Teh
Bagi penduduk di kawasan Jawa Barat khusus Cianjur, kalau ada orang yang dibawa militer Belanda ke Takokak, dia tidak akan pernah kembali. Kawasan Takokak sudah menjadi kawasan pembunuhan yang diketahui banyak orang. Sayangnya, tidak orang yang berani mengungkap kala itu karena khawatir nyawa mereka bisa ikut melayang dengan cepat.
Dari beberapa saksi mata yang melihat kejadian, tentara Belanda kerap melakukan tindakan yang di luar dugaan. Orang republiken yang ditangkap langsung dieksekusi begitu saja tanpa ampun. Setelah dieksekusi, mayat mereka dibuang begitu saja di jurang tidak jauh dari Takokak dan kebun teh. Selain di kawasan ini, eksekusi juga di lakukan di beberapa Ciwangi, Gamblok, Cikawung, dan Pasirtulang.
Misteri dan Kumpulan Nisan Tanpa Nama
Hingga akhirnya Indonesia merdeka secara de jure pasca Konfrensi Meja Bundar, dalang dari pembantaian di Takokak 1948 masih menjadi misteri. Siapa saja orang yang menembakkan pistol dari mulut hingga tengkuk para korban berlubang, siapa yang dengan membabi buta menembak hingga tubuh mayat penuh lubang tidak juga diketahui. Namun, ada dugaan kalau aksi ini dilakukan oleh pasukan elit di bawah tangan Westerling.
Siapa pun dalang dari aksi ini, pembantaian Takokak 1948 tetaplah menjadi horor bagi banyak pihak. Peristiwa berdarah yang dilakukan oleh Belanda ini bahkan nyaris tidak diketahui banyak orang. Jika saja tidak ada saksi mata yang mau bercerita, puluhan nisan tidak bernama itu hanya akan jadi angin lalu.
Inilah cerita tentang pembantaian Takokak yang terjadi pada tahun 1948. Semoga kejadian di masa lalu ini memberikan pelajaran bagi kita semua bahwa perjuangan untuk memerdekakan Indonesia itu tidak mudah. Jadi, jangan merusak negeri ini dengan isu-isu SARA yang merusak persatuan dan kesatuan. Next
No comments: