Bangsa Terburuk yang Menekan Kebebasan Beragama Kaum Minoritas
Kalau diperkenankan menyebut, saat ini Indonesia bisa dijuluki sebagai negara yang penuh dengan konflik dan masalah. Beberapa hari lalu, banyak beredar berita klarifikasi dari produsen roti terkait aksi 212. Beberapa orang menanggapi hal ini dengan beragam pendapat. Namun, sebagian besar orang menyayangkan hingga sampai melakukan aksi pemboikotan atas produk roti tersebut.
Tidak berselang lama, berita dengan isu lebih sensitif kembali beredar. Kali ini giliran berita pemaksaan berhenti kegiatan KKR umat Kristen di Sabuga Bandung. Sekelompok ormas melakukan demo dengan membawa poster yang menyatakan protes. Mereka melarang peribadatan umat yang berbeda dengannya itu melakukan ibadah di tempat umum dengan dalih melanggar undang-undang.
Melihat peristiwa kedua yang disajikan di atas, kita pasti mengerutkan dahi dan berujar: kok segitunya banget ya mereka? Namun, fakta yang ada dilapangan berkata demikian. Oh ya, apakah aksi-aksi semacam ini hanya ada di Indonesia? Apakah minoritas yang ditekan hanya ada di Indonesia? Ternyata tidak, di luaran sana masih banyak negara atau bangsa yang lebih ekstrem dari ini. Yuk simak, bangsa mana sajakah itu?
1. Myanmar
Tidak perlu dijelaskan terlalu jauh Anda pasti sudah tahu perihal Myanmar dan permasalahannya dengan muslim Rohingya. Negara yang masih dalam cakupan Asia Tenggara ini dikenal sangat ekstrem dalam menangani kelompok mulsim minoritas di negerinya. Mereka tidak segan melakukan penyiksaan, pengusiran, pembakaran kampung, hingga yang paling parah pembunuhan.
Dalam beberapa bulan terakhir, dunia internasional sampai memberi sorotan pada negara ini. Aksi tidak manusiawi di kawasan Rakhine, membuat dunia internasional terbelalak. Penduduk muslim yang tinggal di sana diperlakukan dengan tidak baik hingga desa-desa yang ditinggali ikut dibakar oleh pihak militer dan penduduk mayoritas.
2. Tiongkok
Sebagai negara yang masih menganut komunis meski tidak lagi 100%, Tiongkok menganggap kegiatan agama sebagai sesuatu yang melanggar hukum. Di kawasan Xinjiang, para penduduk muslim diperlakukan dengan tidak baik. Hak-hak yang seharusnya dimiliki oleh seorang warga negara tidak diberikan bahkan cenderung diusir agar segera pergi dari sana.
Seperti hanya agama minoritas yang ada di Indonesia, muslim di kawasan ini juga selalu ditekan. Apa yang mereka lakukan selalu saja dianggap salah. Mereka tidak boleh melakukan ibadah wajib seperti salat hingga puasa Ramadab. Warga Tiongkok lain yang ada di kawasan itu juga berusaha menekan dan menganggap mereka bukan bagian dari Tiongkok.
3. Iran
Sejak Presiden Hassan Rouhani terpilih pada tahun 2013 silam, jumlah tahanan di dalam penjara negeri ini meningkat. Sebagian besar narapidana yang ada di sana adalah mereka-mereka yang dianggap melanggar negara. Mereka adalah individu atau kelompok yang melakukan ibadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing walau masuk dalam golongan minoritas.
Golongan minoritas terus ditekan oleh pihak pemerintah tanpa ada alasan yang jelas. Mereka juga kerap melakukan aksi sweeping dan pembubaran kegiatan ibadah dengan paksa. Oh ya, para pemeluk agama minoritas yang ditangkap juga dipaksa di dalam penjara. Pemerintah Iran benar-benar mencederai kebebasan beragama dengan cara yang otoriter.
4. Arab Saudi
Kita semua tidak menampik kalau Arab Saudi adalah negara Islam yang seluruh pemerintahan hingga hukumnya menggunakan cara Islam. Selain agama yang menjadi mayoritas, Arab Saudi melarang adanya tindakan peribadatan dalam bentuk apa pun. Rumah ibadah seperti gereja sulit ditemukan atau bahkan tidak ada karena mendirikannya sama dengan melanggar hukum.
Penduduk yang bukan Islam tidak diperkenankan mengutarakan keinginan mereka. Salah bicara sedikit bisa dikenai pasal penistaan yang berakibat sangat fatal. Seseorang yang kedapatan melakukan tindakan yang menistakan Islam akan langsung dimasukkan daftar tunggu hukuman mati atau dipenjara dalam jangka waktu yang lama.
Inilah negara-negara yang menekan minoritasnya untuk tidak beragama dan beribadah sesuai dengan keyakinan. Semoga kebebasan beribadah di Indonesia bisa membaik sehingga hal-hal yang ternukil pada bagian opening tidak terjadi lagi. Mari sama-sama hidup berdampingan dan saling menjaga ketenteraman bangsa.
No comments: