Ngerinya Teroris Majalengka dan Kekuatan Bom yang Mereka Buat untuk Kekacauan
Setelah banyak orang sibuk dengan perkara penistaan agama hingga ketidakadilan dalam hukum di Indonesia. Berita terkait dengan terorisme kembali mencuat dan menyebabkan banyak orang jadi kaget. Setelah lama tidak ada kabar, Densus 88 kembali menangkap seseorang bernama RPW yang berusia 24 tahun di kawasan Majalengka Jawa Barat.
Penangkapan RPW langsung membuat banyak warga jadi heboh. Pasalnya selama ini tidak pernah ada orang-orang yang mencurigakan dan berhubungan dengan jaringan terorisme. Saat penangkapan terjadi, warga bergerombol untuk melihat seperti apa rupa dari seseorang yang diincar oleh Densus 88 miliki Polri ini.
Saat ditangkap, RPW tidak melakukan perlawanan. Dia hanya diam saat diringkus dan akhirnya diboyong ke kantor polisi. Tidak adanya perlawanan dari RPW membuat penangkapan berjalan dengan cepat sehingga tidak ada kegaduhan seperti aksi-aksi pengejaran dan penembakan yang menyebabkan adanya korban jiwa.
Densus 88 yang menangkap terduga teroris itu menemukan cukup banyak bahan peledak yang berbahaya. Polisi yang membawa semua barangnya mengatakan kalau bom yang dibuat untuk jenis TNT bisa memiliki daya ledak dua kali lebih besar dari Bom Bali I. Jadi bisa dibayangkan seperti apa kerusakan yang akan ditimbulkan.
Selain bom TNT, ada juga bom jenis RDX yang memiliki daya ledak 3 kali bom yang meledak di Bali beberapa tahun silam. Pembuat bom, RPW, memberikan tambahan bahan yang akan meningkatkan daya ledak dan juga paku yang mudah dibeli.
Di dalam rumah tempat RPW tinggal, Densus 88 menemukan sebuah laboratorium yang digunakan untuk membuat bom. Menurut pengakuan anggota penyergap, laboratorium yang dimiliki oleh RPW cukup canggih dan alatnya cukup lengkap.
Setelah ditangkap, polisi melakukan penyelidikan tentang asal-usul dari terduga teroris ini. Dari penyelidikan itu didapat sebuah fakta kalau RPW berasal dari kelompok Jamaah Anshar Daulah Kilafah Nusantara atau JADKN. Kelompok ini diketuai oleh seseorang bernama Ahrun Naim.
Masih dari penyelidikan yang dilakukan oleh polisi. RPW juga kerap menerima pesanan bom dari beberapa orang. Biasanya mereka yang ingin melakukan aksi terorisme akan memesan bom dengan ukuran yang biasa disesuaikan. Bom-bom yang dipesan ini kemungkinan besar akan digunakan untuk melakukan aksi-aksi besar di ibu kota seperti gedung DPR, Mabes Polri, dan gedung lain yang bisa menyebabkan kekacauan.
Hingga saat ini polisi terus melakukan penyelidikan yang dalam untuk mengetahui fakta teroris baru yang sedang tumbuh di Indonesia. Kalau masalah teroris ini tidak segera ditumpas, peluang Indonesia akan diobrak-abrik lagi menjadi besar. Semoga Polri dan jajarannya mampu menangkap teroris yang berencana meledakkan Indonesia dengan dalih apa pun.
No comments: