Pangeran Sambernyawa, Raja Kecil dari Jawa yang Bikin Belanda Kocar-kacir
Tanah Jawa memiliki sejarah panjang dalam sejarah kerajaan. Sejak sebelum Majapahit nyaris menyatukan banyak wilayah di Nusantara hingga akhirnya Mataram Islam pecah menjadi Kasunanan Surakarta dan KesultananYogyakarta, cerita terkait intrik kerajaan tidak ada habisnya. Pada zaman Majapahit, tradisi makar mulai muncul hingga raja terus diserang agar turun tahta. Selanjutnya di era Mataram Islam, VOC muncul dan mulai mengobrak-abrik semua tatanan yang sudah menjadi pakem.
Melihat kelakuan VOC yang semena-mena, seorang pangeran bernama Raden Mas Said mulai tidak tenang. Jiwa kemanusiaannya tidak bisa dibeli hingga pemberontakan kerap dilakukan. Raden Mas Said mengajak banyak pasukan untuk melawan VOC dan juga Kesultanan dan Kasunanan yang tunduk dengan VOC. Kegigihan, keuletan, dan juga kehebatan dari Raden Mas Said membuatnya dijuluki Pangeran Sambernyawa. Berikut kisah dari Pangeran Sambernyawa Selengkapnya.
Awal Kehidupan Pangeran Sambernyawa
Kehidupan awal serang Raden Mas Said sama dengan kehidupan pangeran pada umumnya. Dia tinggal di istana, belajar banyak ilmu, hingga belajar berperang. Sebagai salah satu calon petinggi di Mataram, dia dikenal sebagai pribadi yang cerdas. Dia mampu belajar banyak hal dan tidak terlalu suka disetir oleh pihak-pihak tertentu meski itu keluarganya sendiri.
Saat berusia 19 tahun, kawasan Kartosuro yang masih di bawah kekuasaan dari Mataram sedang geger akibat masyarakat Tionghoa melakukan penyerangan. Mereka merasa tidak tahan dengan perlakuan buruk yang dilakukan oleh VOC. Sementara itu pihak Mataram justru melakukan kerja sama dengan VOC. Dari kejadian ini Raden Mas Said semakin tidak tahan dan ingin melakukan perlawanan.
Menentang Keras VOC yang Ada di Jawa
Secara silsilah kerajaan, Raden Mas Said merupakan pangeran yang memiliki posisi yang penting. Namun, sebagai seorang manusia dan mungkin calon raja, dia menginginkan rakyat yang ada di bawahnya memiliki hak yang sama. Dia tidak mau hanya masalah ras dan suku semuanya jadi hancur karena perlakuan yang sangat buruk.
Dari kenyataan ini, Raden Mas Said tidak ragu-ragu ikut melakukan pemberontakan dengan menggempur kawasan istana. Mereka menggempur kawasan Kartasura yang dianggap sebagai boneka dari Belanda. Setelah melakukan penggempuran di kawasan ini, Raden Mas Said bergabung dengan banyak pasukan yang menyusup ke pedalaman Yogyakarta untuk menumpas VOC.
Pemberontakan yang Membuat VOC Kocar-kacir
Dalam melakukan aksinya penyerangan, Raden Mas Said selalu membuat VOC jadi kelabakan. Strategi perangnya cukup sulit ditebak sehingga musuh yang diserang selalu saja keok dan kekalahan dari VOC semakin besar. Selama 16 tahun Raden Mas Said yang akhirnya dijuluki Pangeran Sambernyawa oleh Nicolaas Hartingh terus berjuang tanpa lelah. Dia tidak peduli harus menyerang VOC dan juga Mataram yang berisi banyak keluarganya. Selama menyengsarakan rakyat berarti mereka salah.
Selama menjadi panglima perang, Raden Mas Said pernah melakukan tiga buah serangan besar yang membuat kerajaan jadi gempar. Raden Mas Said melawan Hamengkubuwono I dengan kekuatan penuhnya. Dia tidak perlu lagi jabatan orang yang dilawan. Selama masih bekerja sama dengan VOC, rakyat tetap menderita. Dan itu tidak bisa dibiarkan.
Raja Kecil dan Laskar Mangkunegaran
Hebatnya Raden Mas Said dalam peperangan membuat VOC mendesak Pakubuwono III untuk melakukan perundingan. Mereka meminta pihak kerajaan agar Raden Mas Said diajak bicara baik-baik agar masalah konflik ini selesai. Dari pertemuan yang cukup pelik itu akhirnya disepakati kalau Raden Mas Said mendapatkan kekuasaan baru dan dirinya secara tidak langsung menjadi raja ke-3 yang berkuasa di Jawa bagian Tengah.
Setelah terjadi kesepakatan, pihak istana memberi banyak kompensasi kepada Raden Mas Said yang menjadi Mangkunegara I. Bahkan dia sampai bisa membuat istana dan membangun Laskar Mangkunegaran di mana wanita dilibatkan dalam perang untuk yang pertama dalam sejarah kerajaan.
Demikianlah sekilas ulasan tentang Raden Mas Said atau kerap disebut dengan nama Pangeran Sambernyawa. Beliau adalah pejuang rakyat yang setelah kematiannya mendapatkan gelar Pahlawan Nasional dari Pemerintah Indonesia.
No comments: