Header Ads

Dicky Ambon, Preman Paling Bengis yang Tewas di dalam Selnya Sendiri



Preman bengis Indonesia yang kematiannya paling tragis.




Hendrik Benyamin Sahetapy Engel atau yang lebih dikenal dengan nama Dicky Ambon ini semasa hidupnya dikenal sebagai gembong preman. Daerah kekuasaannya meliputi Yogyakarta. Ia merupakan salah satu preman yang dikenal sangat ganas di Indonesia. Alasannya tak lain adalah karena banyak sekali aksi mengerikan yang dilakukannya.


Dicky Ambon memiliki catatan kriminal atas aksi kejinya yang meliputi tindakan asusila pada wanita, pencurian, perampokan, dan pembunuhan. Aksi kriminal paling besar yang pernah ia lakukan adalah pengeroyokan terhadap seorang prajurit TNI. Dari kasus tersebut, ia dan tiga orang komplotannya ditangkap. Dan siapa sangka dia malah menemui ajalnya di selnya sendiri dalam suatu serangan berdarah.


Pernah Diganjar 3,5 Tahun Penjara Atas Kasus Pemerkosaan


Ilustrasi pemerkosaan [Image Source]
Sebuah aksi bejat pernah dilakukan Dicky pada tanggal 19 Agustus 2007. Dengan tipu muslihat, ia berhasil memerkosa seorang wanita. Kejadian bermula saat ia bersama Viktor Ndoen (Ito) mengendarai mobil milik pacar seorang dari wanita. Modusnya adalah, keduanya berniat menjemput si pacar pemilik mobil di pondokannya yang terletak di kawasan Seturan, Yogyakarta. Saat itu korban dibohongi kalau ia sudah ditunggu pacarnya di sebuah kafe. Korban pun langsung menurut dan mau diajak pergi. Tak disangka di tengah jalan, korban diperkosa oleh Dicky. Atas kasus tersebut, Dicky mendapat ganjaran 3,5 tahun penjara.


Dicky Ambon Dikenal sebagai Gembong Preman yang Kerap Bikin Onar


Dicky Ambon [Imag Source]
Nama Dicky Ambon sendiri sebenarnya tak asing lagi di dunia hitam Yogyakarta. Ia dikenal sebagai gembong kelompok preman yang ditakuti. Banyak aksi onar yang dilakukannya. Bahkan wilayah kekuasannya meliputi sepanjang jalan Solo, Yogyakarta. Waduh, ngeri ya.


Melakukan Aksi Pengeroyokan Anggota Kopassus Hingga Tewas


Ilutrasi Pengeroyokan [Image Source]
Kejadian ini merupakan kasus terbesar yang dilakukan oleh Dicky dan antek-anteknya. Tanggal 19 Maret 2013, Dicky dan tiga temannya melakukan aksi pengeroyokan pada seorang prajurit TNI anggota Detasemen Pelaksana Intelijen Kodam IV Diponegoro, Sersan Kepala Heru Santosa. Dalam aksi tersebut, Heru dinyatakan tewas.


Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 02.30 di tempat hiburan Hugo’s Cafe, Jalan Adisucipto, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut bermula ketika Heru dan rekan-rekannya tiba di tempat hiburan itu. Kemudian terjadi keributan dan perkelahian terjadi di halaman kafe yang berlanjut di dalam kafe. Upaya melerai yang dilakukan sejumlah orang saat itu tak berhasil. Seru Heru kemudian tewas setelah ditikam dengan pecahan botol di bagian dadanya.


Tewas di Sel Setelah Diberonong Peluru oleh Kelompok Bersenjata


Ilustrasi penjara [Image Source]
Dicky ditetapkan sebagai satu dari empat tersangka kasus pembunuhan Heru Santosa. Setelah ditangkap, mereka sempat ditahan di Mapolda, Daerah Istimewa Yogyakarta. Baru setelah itu, keempatnya dipindahkan ke Lapas Cebongan, Sleman. Dan siapa sangka Dicky menemui ajalnya di selnya sendiri.


Hari Sabatu, 23 Maret 2013 terjadi insiden berdarah di Lapas Cebongan. Sebuah kelompok misterius dengan senjata laras panjang bergerak dengan taktis dan cepat mendobrak penjara. Mereka mengincar empat tahanan pelaku pembunuhan Heru Santosa. Hanya dalam hitungan menit, kelompok tersebut langsung mengeksekusi Dicky dan ketiga temannya, Gameliel Yermianto Rohi Riwu alias Adi (29 tahun), Yohanes Juan Mambait alias Juan (38 tahun), dan Adrianus Candra Galaja alias Dedi (33 tahun), di tempat. Berondongan peluru membuat Dicky tewas saat itu juga.


Dari kejadian ini kita bisa mengambil satu pelajaran penting. Ya, tentang kejahatan yang pasti akan berbuah hal buruk pula. Seperti kisah Dicky yang berbuat onar bahkan sampai membunuh anggota Kopassus sehingga membuat dirinya dieksekusi oleh pasukan khusus. Apa pun yang kita lakukan pasti akan berbuah hasil. Baik atau buruk tergantung dari awalnya. Next








No comments:

Powered by Blogger.