Header Ads

Stasiun Luar Angkasa, Bangunan Termahal Dunia yang Nilainya Setara dengan 170 Piramida Giza!



Stasiun ini menjad salah satu pencapaian terbaik umat manusia yang pernah ada.

Tahukah kamu bahwa ada satu objek buatan manusia yang menelan biaya sangat mahal? Bukan sebuah gedung yang tinggi menjulang, bukan pula sebuah wahana permainan yang megah. Objek tersebut kini tengah mengorbit di luar angksa. Nama benda paling mahal tersebut adalah Stasiun Luar Angkasa Internasional.


Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS) menjadi objek paling mahal yang pernah dibuat atau dikonstruksi oleh manusia. Sejak peluncuran modul pertamanya, objek ini diperkirakan telah menelan biaya fantastis sebanyak $150 miliar atau sekitar hampir Rp2.000 triliun!


ISS adalah proyek keroyokan negara-negara maju


Pada tanggal 20 November 1998, modul pertama diluncurkan ke orbit setelah sejumlah negara menandatangani kerja sama untuk menciptakan stasiun luar angkasa internasional. Negara-negara tersebut di antaranya adalah Belgia, Denmark, Perancis, Jerman, Jepang, Kanada, serta kolaborasi langka antara Amerika Serikat dan Rusia. Padahal, seperti yang kita tahu, kedua negara tersebut saling adu sikut untuk dapat menguasai dunia dan bahkan luar angkasa.


Stasiun Luar Angkasa Internasional
Rasanya seolah melihat benda dalam film fiksi yang menjadi nyata. [Image Source].
Semua negara tersebut menyatukan sumber daya dan wawasan yang mereka punya untuk membangun salah satu objek yang menjadi pencapaian paling monumental umat manusia: Menciptakan tempat tinggal sekaligus laboratorium di luar angkasa bernama ISS.


Semua modul dan komponen objek tersebut dipasok per bagian ke luar angkasa selama bertahun-tahun lamanya. Keberhasilan membangun ISS juga menjadi pencapaian puncak dari arsitektur luar angkasa yang pernah dicapai manusia.


Dari mana uang sebanyak itu berasal?


Sekitar 50 persen dari total pendanaan luar biasa tersebut berasal dari rekening para pembayar pajak Amerika. Ya, Amerika menjadi negara penyumbang terbesar dalam proyek ini. Padahal, negara tersebut pada tahun 2008 silam pernah dilanda krisis keuangan yang dahsyat. Rusia sendiri menyumbang sekitar Rp12 miliar.


Stasiun Luar Angkasa Internasional
Ngomong-ngomong, bumi itu datar apa bulat ya? Hmm… [Image Source].
Sedangkan sisanya diperoleh dari negara anggota lainnya seperti Belgia, Denmark, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swedia, dan Swiss. Ke mana Inggris? Negara tersebut absen karena merasa bahwa proyek sangat mahal tersebut belum tentu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam waktu singkat.


Untuk apa stasiun ini dibangun?


Wahana ini bertujuan untuk menjadi laboratorium dan observatorium manusia di luar angkasa. Di antara banyak misi yang ada, para ilmuwan berharap agar mereka dapat meneliti dampak luar angkasa terhadap tubuh manusia dan mencari tahu apakah manusia dapat bercocok tanam di luar angkasa.


Stasiun Luar Angkasa Internasional
Selfie di gedung pencakar langit mah biasa. Selfie di luar angkasa baru greget. [Image Source].
Salah satu penelitian utama mereka adalah mencari cara untuk mempurifikasi atau memurnikan air. Banyak wilayah di bumi yang masih kekurangan air bersih. Maka, penelitian ini diharapkan mampu menyempurnakan teknologi tersebut untuk menjadi lebih mudah dan lebih murah. Tentu saja hal yang penting untuk mendapatkan sumber air bersih di luar angkasa.


Meski demikian, ada nada-nada pesimis yang mengkritisi bahwa semua penelitian tersebut dapat dilakukan di bumi dan frustrasi bahwa potensi stasiun ini tidak diberdayakan secara maksimal. Seperti yang dikatakan oleh David Leckrone, seorang mantan ilmuwan senior di proyek teleskop luar angkasa Hubble, “Saya pikir inilah saatnya menunjukkan pada semua orang apa yang bisa dilakukan oleh stasiun mahal ini.”


Perbandingan dengan objek atau bangunan lain


Pertanyaan yang menarik adalah, bagaimana jika uang 150 miliar dolar Amerika Serikat tersebut dialokasikan untuk membangun objek atau tempat lain? Ambil contoh piramida Giza. Para ilmuwan memperkirakan bahwa, mengacu pada inflasi saat ini, biaya pembuatan piramida tersebut adalah $878 juta (sekitar Rp11 triliun). Biaya tersebut dihitung berdasarkan biaya batu gamping dan kuli bangunan saat ini. Sehingga, dengan uang sebanyak $150 miliar, manusia bisa membangun sekitar 170 piramida seperti itu.


Stasiun Luar Angkasa Internasional
Manusia bisa membangun piramida seperti ini sebanyak 170 buah dengan uang sebanyak itu. [Image Source].
Contoh lainnya adalah candi Viraat Ramayana di India yang total biayanya mencapai $76 juta dolar dan akan menjadi monumen keagamaan terbesar di dunia. Bangunan ini lebih besar, tinggi, dah megah daripada Angkor Wat di Kamboja. Jadi, dengan uang sebanyak $150 miliar, manusia bisa membuat sekitar dua ribu bangunan yang sama seperti ini.


Dengan gelontoran dana yang masif seperti itu, bisa dikatakan bahwa stasiun luar angkasa internasional belum mampu memenuhi harapan NASA. Namun, objek ini diperkirakan akan terus mengorbit hingga 15 tahun setelahnya. Itu artinya, harapan manusia untuk dapat hidup bebas di luar angkasa sedikit demi sedikit akan segera terwujud. Next




No comments:

Powered by Blogger.