5 Diktator Paling Dibenci Dunia yang Kekayaannya Bikin Melongo
Diktator bukan hanya tentang menjadi seorang penguasa lalim dan tirani yang mengintimidasi dan bahkan menghabisi rakyat sendiri. Namun, itu juga berarti menjadi manusia setengah dewa. Mereka bisa melakukan dan mendapatkan apapun yang diinginkan angan.
Meski kepribadian satu dan lainnya kontras berbeda, namun ada satu kesamaan yang identik di antara para diktator. Ya, mereka semua hidup dalam kemewahan. Para diktator memperoleh harta melimpah dengan cara memanfaatkan jabatan mereka. Mereka hanya peduli dengan nafsu dan obsesi sehingga mengacuhkan kesejahteraan rakyatnya.
Berangkat dari hal tersebut, kita akan membahas lima diktator yang hidupnya bergelimangan harta dan kekayaan. Simak daftarnya di bawah ini.
1. Saddam Hussein
Jumlah Kekayaan: US$2 miliar (sekitar Rp26 triliun)
Di posisi paling buncit ada presiden kelima Irak, Saddam Hussein. Diktator asal Irak ini berhasil mengantongi kekayaan sebanyak US$2 miliar. Sedianya, ia berniat membangun istana pribadi di setiap kota di penjuru Irak untuk unjuk kekuasaan terhadap rakyatnya. Hingga kematian menghampirinya pada tahun 2006, ia telah berhasil membangun istana megah yang jumlahnya ada 70 buah.
Dalam istana yang ia bangun, kamu akan menemukan kamar tidur yang dikelilingi kaca, lampu-lampu berbentuk tubuh wanita, toilet bersepuh emas, bahkan tisu toiletnya pun berbahan emas! Sebagian besar hunian mewah tersebut ia bangun di atas tanah yang luas. Di antara beberapa istana tersebut, ikut dibangun kebun binatang pribadi yang berisi macan tutul hingga singa. Kehidupan hewan-hewan buas tersebut, ironisnya, jauh lebih baik ketimbang rerata masyarakat Irak di bawah reziimnya.
2. Kim Jong Un
Jumlah Kekayaan: US$5 Miliar (sekitar Rp66 triliun)
Belum lengkap rasanya menyusun daftar diktator tanpa menyertakan nama yang satu ini. Pria yang pernah diparodikan di film The Interview ini mengantongi kekayaan sebesar US$5 miliar. Pemimpin Korut yang kebijakannya sering kali bersinggungan dengan Amerika Serikat ini juga ternyata gemar bermewah-mewahan.
Ia kedapatan sering mengenggak anggur dan alkohol. Bahkan, pernah dalam satu tahun ia dikabarkan menghabiskan US$33 juta hanya untuk minuman keras tersebut. Ia juga menghabiskan lebih dari US$600 juta hanya demi mendatangkan barang-barang mewah yang diinginkannya yang kebanyakan berupa arloji mahal.
Ia juga punya koleksi kendaraan roda empat kelas atas. Mulai dari mobile sedan Mercedes-Benz klasik hingga mobil supersport keluaran terbaru. Dari sini saja kita sudah membayangkan betapa diktator dirinya bukan? Bisa-bisanya ia dapat hidup makmur seperti itu, ketika rata-rata rakyat Korea Utara yang ia pimpin hanya mampu meraih pendapatan sebesar US$1.500 (Sekitar Rp20 juta) per tahunnya.
3. Husni Mubarak
Jumlah kekayaan: US$70 Juta(sekitar Rp924 miliar)
Di posisi ketiga ada Husni Mubarak. Pria yang pernah memimpin Mesir selama 30 tahun. Kekayaannya diperkirakan mencapai US$70 juta. Sebagian hartanya diperoleh dari kontrak militer dan perjanjian bisnis yang dilakukannya semasa menjabat sebagai presiden.
Sama seperti diktator korup lainnya, Husni Mubarak ternyata sering hidup bermewah-mewahan. Tak peduli meski negara yang ia pimpin sedang dilanda kesulitan ekonomi dan jumlah pengangguran yang terus meningkat setiap tahunnya. Ia punya banyak koleksi properti mewah. Salah satu yang terkenal adalah griya tawang enam lantai bernama Knightsbridge di London, Inggris.
4. Moammar Khadafi
Jumlah Kekayaan: US$200 miliar (sekitar Rp2.640 triliun)
Seorang diktator asal Libya ini ternyata punya kekayaan yang fantastis. Ketika dirinya masih berjaya, ia masuk ke dalam daftar orang terkaya di dunia dengan estimasi kekayaan senilai US$200 miliar. Selepas kematiannya, pihak berwenang menemukan harta pribadinya yang berjumlah lebih dari US$67 miliar di Eropa dan Amerika. Mereka juga memperkirakan bahwa ia menyimpan US$40 miliar di tempat lain yang tak diketahui keberadaannya.
Apa saja yang dibeli Khadafi dengan uang tersebut? Ia dikenal sebagai diktator yang melek fashion. Ia kerap berganti pakaian hingga beberapa kali dalam sehari. Khadafi juga seorang yang gemar membeli emas. Lihat saja logam mulia yang menghiasi dirinya setiap kali tampil di muka publik. Selain pakaian dan emas, ia juga membeli beberapa properti berupa griya tawang yang salah satunya berada di London.
5. Joseph Stalin
Jumlah kekayaan: 9,6% Produk Domestik Bruto global
Berbicara soal diktator paling kejam sepanjang masa, maka haram hukumnya jika tidak menyematkan nama Stalin di dalamnya. Rasanya tak perlu banyak bukti soal kekejamannya, hampir setiap orang masih ingat kalau pria ini pernah menghabisi nyawa jutaan orang. Stalin, selain dikenal sebagai seorang diktator kejam nan lalim, ternyata ia juga memiliki kekuatan mutlak dalam mengendalikan salah satu ekonomi terbesar di dunia kala itu. Benar, Uni Soviet.
Data dari OECD menunjukkan bahwa pada tahun 1950, atau tiga tahun sebelum kematian Stalin, kekayaan Uni Soviet mencapai 9,5% dari PDB global. Jika menyesuaikan dengan inflasi tahun 2014, kekayaan tersebut berarti setara dengan hampir sekitar US$7,5 triliun. Jika dirupiahkan berarti lebih dari Rp100.000 triliun!
Meski uang tersebut bukan milik Stalin sepenuhnya, namun seorang profesor sejarah asal Universitas Alabama di Birmingham punya pendapat sendiri. “Apakah dengan begitu artinya ia menjadi salah satu manusia terkaya yang pernah ada? Mungkin kita harus menguraikan lebih jauh apa definisi dari kekayaan. Namun, ini bukan soal harta yang ia miliki. Ia mengendalikan ekonomi negaranya”
Sang profesor juga berujar bahwa kekuasaan Stalin sungguh teramat besar, hingga apapun yang diinginkannya pasti terkabul. Lebih jauh, ia mengatakan bahwa dengan menguasai Uni Soviet, berarti Joseph Stalin boleh dikatakan telah menguasai 1/6 permukaan bumi.
Mereka boleh saja bertindak semena-mena dan memerintah dengan sewenang-wenangnya. Namun, diktator-diktator di atas tak akan lupa bahwa toh pada akhirnya ketika mereka meninggal semua harta kekayaan tak ada artinya di hadapan Tuhan. Apalagi jika harta-harta mereka diperoleh dengan cara yang kotor, haram dan keji seperti itu.
No comments: