Selain Jenis Panci, Inilah Bom Rakitan Dahsyat yang Pernah Mengguncang Indonesia
Makin canggihnya bom rakitan merupakan modus yang revolusioner dalam sejarah terorisme.
Kemarin siang, Bandung mendadak ramai. Bukan karena sebuah festival atau adanya unjuk rasa. Namun, Bandung dikagetkan oleh ledakan yang diketahui berasal dari bom panci berdaya ledak rendah di Taman Pandawa. Dari ledakan tersebut, tak ada korban jiwa maupun luka.
Kemudian, seorang pria yang diduga pelaku pengeboman, melarikan diri dan menerobos masuk ke kelurahan Arjuna, Bandung dengan mengacungkan senjata tajam. Beruntung, pelaku dapat dilumpuhkan, meski dalam perjalanan ia tewas karena luka tembak yang dideritanya. Pelaku diidentifikasi berinisial YC dan sehari-hari berprofesi sebagai seorang penjual bubur.
Selain bom panci, bom rakitan di Indonesia telah berevolusi dengan dipasangkan ke dalam berbagai benda yang sebelumnya tak pernah terpikirkan. Ada bom senter, bom pipa, bom sepeda, dan masih banyak lagi. Dan itu merupakan modus yang revolusioner dalam sejarah terorisme. Yuk, kita cari tahu bom rakitan apa saja yang pernah menggemparkan Indonesia dan memakan banyak korban jiwa.
1. Bom Malam Natal
Tempat 23 Gereja di beberapa kota
Waktu: 24 Desember 2000
Korban: 20 Tewas, 35 luka berat
Perakit: Azhari
Pada malam Natal tanggal 24 Desember 2004 silam, Indonesia dikejutkan oleh serentetan ledakan di beberapa gereja di yang tersebar di berbagai kota. Gereja Katolik Cipanas di Batam, Gereja Mayor Jakarta di Jakarta, Gereja HKBP di Pekanbaru, serta Gereja Eben Haezer di Mojokerto. Salah satu lokasi yang sangat menyita perhatian adalah ledakan bom rakitan yang terjadi di tempat terakhir.
Pada saat itu, para jemaat berniat melaksanakan kebaktian Natal di gereja Mojokerto. Namun, suasana mendadak panik ketika ditemukan sebuah tas kecil yang tak diketahui siapa pemiliknya dan asal muasalnya. Tas tersebut tersimpan di bawah bangku jemaat. Seorang anggota Barisan Ansor Serbaguna atau Banser, bernama Riyanto, yang kebetulan tengah ikut serta mengamankan jalannya kebaktian, memberanikan diri untuk memeriksa bingkisan yang ada dalam tas tersebut.
Melihat adanya rangkaian kabel dalam paket tersebut, ia buru-buru memperingatkan orang-orang sekitar. Riyanto sendiri segera keluar untuk melemparkan bom tersebut ke tempat yang sepi dari jemaat. Naas, Tuhan berkehendak lain. Bom tersebut meledak sebelum behasil dienyahkan. Menurut saksi mata, tubuh Riyanto terpental berhamburan akibat ledakan dari jarak dekat.
Ledakan bom ini lumayan dahsyat. Pagar di seberang gereja sampai roboh. Kaca-kaca dan etalase toko di jalan tersebut pecah. Atas pengorbanannya, Riyanto dijadikan nama salah satu jalan di Prajurit Kulon, Mojokerto.
2. Bom Bali
Tempat: Puddy’s Pub, Sari Club, dekat kantor konsulat Amerika Serikat di Bali
Waktu: 2002
Korban: 202 tewas, 209 luka-luka
Perakit: Azhari
Salah satu peristiwa terorisme paling parah yang pernah terjadi di Indonesia dan mencoreng nama bangsa di dunia pariwisata adalah bom Bali.
Ketika itu, Paddy’s Pub dan Sari Club sedang dipadati oleh para wisatawan. Ketika tengah asyik bercengkerama dan berkegiatan, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh dua bom yang meledak dalam waktu yang hampir bersamaan. Suasana saat itu begitu mencekam, mereka yang berhasil selamat berteriak histeris karena tragedi yang tak terduga.
Media nasional terus meliput peristiwa menggemparkan ini selama berbulan-bulan. DIlihat dari tiga lokasi ledakan yang berbeda dan banyaknya jumlah pelaku yang terjerat hukum, bisa disimpulkan kalau peristiwa ini sudah direncanakan dengan sangat matang.
Dari hasil penyelidikan diketahui, bom yang digunakan Puddy’s Pub berjenis TNT seberat 1 kg, sedangkan bom di dekat Sari Club merupakan bom RDX berbobot sekitar 150 kg. Bom tersebut diselundupkan ke dalam rompi yang digunakan pelaku. Dari 202 jiwa korban yang tewas, mayoritas di antaranya berasal dari Australia dengan 88 orang. Sedangkan dari Indonesia, korban meninggal berjumlah 38 jiwa.
3. Bom Koper
Tempat: Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton
Waktu: 17 Juni 2009
Korban: 9 Tewas, lebih dari 50 orang luka
Perakit: Ario Sudarso
Pada tahun 2009, peristiwa ledakan bom bunuh diri kembali menggemparkan negeri ini. Peristiwa ini terjadi tepat sembilan hari pasca Pilpres yang memenangkan kubu SBY dan Boediono. Pada kejadian tersebut, dua bom rakitan berdaya ledak rendah meledak dan menewaskan 9 orang dan 50 lebih lainnya luka-luka. Beruntung, satu bom serupa yang ditemukan di salah satu kamar hotel tidak ikut meledak.
Pelaku bom bunuh diri tersebut bernama Dani Dwi Permana asal Bogor dan Nana Ikhwan Maulana asal Pandeglang. Polisi sendiri menduga ada 11 orang lain yang kemungkinan terlibat, termasuk sang mastermind, Noordin M Top. Imbas lain dari ledakan ini adalah batalnya klub sepak bola Manchester United yang saat itu berencana melakukan laga persahabatan dengan timnas Indonesia All-Star.
4. Bom Buku
Tempat: Berbagai Lokasi
Waktu: 15 Maret 2011
Korban: 6 orang terluka
Peristiwa ini cukup unik. Jadi, pelaku mengirimkan sebuah paket buku yang ternyata berisikan bom rakitan kepada sejumlah tokoh dari berbagai latar belakang. Mereka yang mendapat kiriman “spesial” ini adalah Gories Mere (saat itu pernah menjabat sebagai Kepala Pelaksana Harian BNN), Ulil Abshar Abdalla (seorang toko Islam Liberal), serta Ahmad Dhani (udah pada tahu lah ya siapa dia).
Dalam pengiriman paket buku ke kantor Sekretariat Utan Kayu di mana saat itu pendiri JIL, Ulil Abshar tengah berada, tiga orang polisi terluka akibat ledakan. Luka paling parah diderita Kompol Dodi Rahmawan. Pergelangannya nyaris putus dan darah segar berceceran ketika ia bersama dua rekannya mencoba menjinakkan bom tersebut. Sebagai informasi, buku yang ditujukan kepada pendiri JIL tersebut berjudul “Mereka Harus Dibunuh Karena Dosa-Dosa Mereka Terhadap Islam dan Kaum Muslimin.
Itulah beberapa bom rakitan yang berhasil menarik perhatian masyarakat kita ketika peristiwa tersebut tengah hangat-hangatnya. Semoga para pelaku sadar bahwa aksi biadab semacam ini bukanlah langkah yang tepat untuk mencari keadilan.
No comments: