Motor-Motor Honda yang Masih Menjadi Primadona di Kalangan Rider Indonesia
Setelah beberapa waktu lalu seru-seruan mengulas tujuh motor Honda paling ikonik dan legendaris sepanjang masa, kali ini kita akan membahas lima varian motor Honda yang paling laris dan paling lama menemani para rider di Indonesia berkendara ke berbagai tempat dan tujuan.
Sebagai satu-satunya agen tunggal pemegang merek sepeda motor Honda, sejak awal didirikannya pada tahun 1971 hingga kini, AHM terus berkomitmen untuk memenuhi permintaan sepeda motor untuk pasar Indonesia. Puncak prestasi mereka, pada tahun 2015 AHM berhasil meraih pencapaian produksi ke-50 juta. Prestasi ini merupakan yang terbesar bukan hanya di Indonesia, namun juga di tingkat ASEAN.
Astrea
Buat kamu yang dulu sering diantar ayah ke sekolah dasar naik motor ini, acungkan tangannya? Benar sekali, motor ini mulai banyak berkeliaran pada tahun 90an dan 20an awal. Honda mulai memperkenalkan brand Astrea melalui dua modelnya yakni Astrea 700 dan Astrea 800. Namun, penjualan paling tajam diraih Honda lewat Astrea Grand.
Motor ini pula yang menjadi pelopor penancapan taring Honda di Indonesia. Motor ini mudah digunakan oleh bapak-bapak hingga remaja yang mulai belajar sepeda motor. Selain mudah digunakan, performa Astrea cukup dapat diandalkan kala itu. Desainnya sendiri banyak mengambil dari model Super Cub yang menjadi motor Honda paling laris sepanjang masa.
Supra
Melihat hasrat para penunggang kuda besi di Indonesia yang semakin memperhatikan tampilan motornya, Honda pun kemudian menyempurnakan seri Astrea dengan merilis model terbaru bernama Supra. Motor Supra pertama kali diperkenalkan oleh Honda pada tahun 1997. Meski dapur pacu seri awalnyanya kurang lebih sama dengan keluarga Astrea, namun aspek desainnya Honda rombak secara besar-besaran.
Di negara lain, Supra mengusung nama yang berbeda. Untuk pasar Asia Timur, misalnya, namanya adalah Honda Dream. Sedangkan untuk wilayah Asia Selatan, Honda memberi nama Future.
Di Indonesia sendiri, motor ini telah mengalami beberapa kali regenerasi, mulai dari Supra, Supra X, Supra fit yang menjadi edisi ekonomis, Supra X 125 yang mulai dilengkapi dengan mesin injeksi, hingga yang terbaru Supra GTR 150. Hasil penjualannya juga tak main-main. Supra memang diminati karena dianggap menjadi motor paling cocok digunakan sehari-hari. Tak salah jika motor ini mendapat julukan “Rajanya motor bebek di Indonesia.”
Revo
Revo didesain khusus untuk menyasar kalangan muda. Namun, tampaknya para orang tua juga menaruh minat tinggi pada motor yang pertama kali dirilis tahun 2007 ini. Salah satu buktinya adalah dari hasil penjualan tahun lalu. Semua keluarga Revo mendulang angka penjualan mencapai 150 ribuan unit. Mengalahkan varian Supra serta saudara senegaranya, Yamaha, lewat seri Jupiter dan MX King.
Revo begitu diminati karena memiliki desain handling yang mantap bak motor balap. Motor ini juga begitu irit. Dalam suatu perhelatan touring, Absolute Revo yang merupakan generasi kedua mampu mencapai jarak tempuh sekitar 90 km hanya dengan mengonsumsi satu liter bahan bakar.
Sayang, kehebatan brand Revo harus sedikit tercoreng. Pada tahun 2010 lahirlah Betik alias bebek metik bernama Revo AT yang dirancang sebagai jawaban bagi para pengendara yang menginginkan kepraktisan motor matik namun dengan kehandalan motor bebek. Atau begitulah mungkin yang ada di pikiran para insinyur Honda saat itu, hingga angka penjualan yang melempem membuktikan kalau motor ini tak begitu diinginkan. Harga yang terlampau tinggi serta suku cadangnya yang mahal dan sulit didapat disinyalir menjadi penyebab tak lakunya motor ini di pasaran.
Tiger
Honda Tiger menjadi salah satu motor laki yang paling banyak digandrungi pada zamannya. Bahkan, hingga sekarang kamu masih bakal sering melihat motor ini berseliweran di jalan-jalan. Yamaha yang coba merebut pasar Tiger dengan merilis Scorpio Z tak mampu berbicara banyak. Mereka baru dapat menggeser dominasi motor besar Tiger ketika Vixion dan Byson diperkenalkan ke hadapan publik. Itupun setelah Honda tak lagi banyak merombak perubahan mayor pada motor kebanggaannya tersebut.
Dengan kapasitas mesin yang sangat besar untuk ukuran penggunaan motor sehari-hari, yakni 200 cc serta ketangguhan mesin yang sudah sangat teruji, Tiger dengan cepat menjadi buah bibir di masyarakat saat itu. Salah satu ciri khas Tiger adalah gemerisik rantainya yang meski berisik, namun menjadikannya khas dibanding motor lain.
Motor ini pertama kali dirilis pada tahun 1994 dan mengakhiri masa produksinya pada tahun 2014. Sempat digadang akan kembali dilahirkan untuk merebut kejayaan motor besar dari Vixion, namun hingga kini tak ada tanda-tanda yang disinyalkan oleh pihak Honda mengenai rencana tersebut.
Vario
Meski dari segi penjualan Vario kalah dari Beat, namun kredit lebih pantas ditujukan kepada brand ini yang menjadi penggagas inisiatif Honda untuk merajai segmen matik di Indonesia. Pada tahun 2006, lewat pamor Agnes Monica yang saat itu menjadi brand ambassador, Vario generasi pertama diluncurkan. Meski masih kalah dari Beat, namun data penjualan Vario hingga tahun lalu terbilang sangat memuaskan, sejak mulai diproduksi pada tahun 2006, Vario semua seri telah dipesan hingga 9 jutaan unit di seluruh Indonesia.
Vario juga diketahui telah menjadi pionir beberapa teknologi mutakhir di kelasnya. Ada penggunaan Brake Lock yang dapat membuat motor tetap diam dalam kondisi tanjakan. Ada pula penggunaan fitur standard samping yang apabila diturunkan, dapat mematikan kinerja mesin secara otomatis. Dan terakhir teknologi idling stop system yang dapat mengurangi emisi kendaraan dan meningkatkan efisiensi bahan bakar.
Itulah motor-motor Honda yang pernah dan masih menjadi primadona di kalangan rider Indonesia hingga saat ini. Manakah yang kamu miliki? Ataukah kamu lebih tertarik dengan kehebatan motor buatan tetangga sebelah? Apapun itu, jangan lupa untuk mengutamakan keselamatan ketika berkendara di jalanan, ya.
No comments: