Sultan Baabulah, Penguasa 72 Negara yang Sebab Kematiannya Masih Jadi Misteri
Sejak jaman penjajahan Portugis, Indonesia telah memiliki pejuang-pejuang tangguh yang rela mengorbankan nyawa demi kebebasan. Mereka ini nggak mau hidup di bawah ketiak para penjajah yang tentu saja bikin sengsara. Karena itulah mereka terus berjuang agar dapat melepaskan wilayahnya dari cengkraman penjajah.
Salah satu pejuang tersebut adalah Sultan Baabullah. Ia adalah pejuang Indonesia yang gigih berjuang agar Portugis hengkang dari Ternate. Perjuangan Sultan Ternate ini nggak terjadi secepat kilat. Butuh waktu selama 5 tahunan untuk membuat Portugis balik kucing ke negaranya.
Kehebatannya nggak berhenti di situ saja, ia dijuluki penguasa 72 negeri juga. Bagaimanakah sepak terjang Sultan Baabulah semasa hidup? Simak artikel menarik ini.
Sultan Baabullah Membela Ternate Bagai Keluarga
Sultan Baabulah lahir pada 10 Februari 1528. Ia naik tahta dengan bergelar Sultan Baabullah Datu Syah pada tahun 1570. Gelar tersebut mengukuhkannya sebagai Sultan Ternate ke-24 sepeninggal ayahnya. Kobar semangat Sultan Baabullah untuk mengusir Portugis semakin menyala ketika ayahandanya ditusuk dari belakang saat berunding. Mayat Sultan Khairul jamil, ayah Sultan Baabulah dibuang ke lautan. Ia menemukan jasad ayahnya dalam kondisi yang mengenaskan.
Tak memakan waktu lama, ia segera menyusun strategi untuk membalaskan dendam ayahandanya. Sultan Baabullah segera mengumpulkan para tetinggi negara untuk mengatur strategi bagaimana cara mengusir Portugis dari tanah Ternate. Niatnya sudah bulat, ia akan menghancurkan kekuatan Portugis di sekitar wilayah Ternate juga. Maka meletuslah Perang Soya-soya dengan prajurit yang jumlahnya nggak main-main, sekitar 120 ribu prajurit dikerahkan untuk menghadapi Portugis.
Membuat Portugis Lari Tunggang Langgang ke Kampung Halaman
Dengan total prajurit mencapai 120 ribu orang tersebut, Sultan Baabulah berhasil menghancurkan benteng Portugis satu per satu. Mereka berhasil merebut benteng-benteng kecil Portugis seperti Santo Lucia, Santo Pedro, dan Fort Tolocce. Salah satu benteng milik Portugis bernama Sao Paulo disisakan paling akhir karena merupakan lokasi pembunuhan ayahnya.
Menghadapi Sao Paula, Sultan Baabullah meyiapkan strategi khusus. Ia tak serta merta menggrudug benteng tersebut, melainkan menutup segala akses jalanan menuju Benteng Sao Paulo. Penutupan akses ini berlangsung selama 5 tahun. Pada akhirnya, tahun 1575 Sultan Baabullah memberi kesempatan pada Portugis untuk hengkang dengan damai dari tanah Ternate.
Menjadi Penguasa 72 Negeri
Setelah berhasil mengusir Portugis dari Ternate, kekuasaan Sultan Baabulah semakin luas. Ia menempatkan perwakilannya di beberapa daerah seperti NTT, NTB, dan Bali. Sultan Baabullah juga menguasai wilayah-wilayah Merauke, Raja Ampat, Sorong, dan Biak.
Tak hanya berhenti di sini saja, kekuasaannya juga sampai hingga dekat Australia dan Mindanao, Filipina. Jumlah pemerintahan yang berhasil ditaklukkannya ini mencapai 72 buah. Dari situlah ia mendapat julukan penguasa 72 negeri.
Meninggal Dengan Sebab yang Masih Misterius Hingga Sekarang
Kiprah Sultan Baabullah dalam memimpin Ternate memang tidak bisa berlangsung lama. Pada akhirnya ia harus pulang ke pangkuan Tuhan. Ia meninggal dunia pada tahun 1583. Kematian tersebut tentu saja menimbulkan kesedihan yang mendalam bagi rakyatnya.
Terlalu banyak kenangan akan Sultan Baabullah yang mampu memimpin dan memperluas wilayah Ternate. Kematian tersebut sekaligus menjadi tanda tanya besar, apa sebab Sultan Baabulah meninggal dunia nggak diketahui hingga saat ini.
Kematian seseorang memang menggoreskan luka dalam hati kita. Apalagi kalau orang tersebut sangat berarti. Namun, kita tak perlu berfokus pada kehilangan melainkan ingatlah apa yang telah mereka perbuat untuk kita. Dengan begitu mungkin kita bisa lebih ikhlas menerima kepergiannya.
No comments: