5 Fakta Dalang, Profesi Unik yang Hanya Ada di Indonesia
Wayang kulit merupakan budaya khas Indonesia yang hingga saat ini masih dikenal luas. Bukan hanya di Indonesia, bahkan mancanegara. Tak sedikit warga asing jauh-jauh datang dari negeri asalnya hanya untuk belajar seni kebudayaan warisan leluhur ini. Namun, keunikan dan kekayaan tradisi wayang kerap dilupakan oleh masyarakat Indonesia sendiri.
Hingga terjadi sengketa beberapa tahun lalu, di mana kesenian wayang diakui oleh negeri seberang sebagai budaya mereka. Saat itulah masyarakat Indonesia baru kebakaran jenggot. Saat ini, wayang memang mulai kembali dilestarikan.
Peranan dalang sebagai sutradara dari pertunjukan wayang sama sekali tak tergantikan alias sangat penting. Walaupun begitu, kadang banyak yang memandang sebelah mata. Padahal untuk memegang kendali atas cerita pewayangan tak semudah yang dibayangkan. Lebih jauh soal dalang, berikut beberapa fakta tentang profesi unik yang tak ada di belahan dunia lain tersebut.
Asal Usul Dalang
Dalang berasal dari kata Dahyang, yang berarti juru penyembuh beragam penyakit. Sedangkan dalam “Jarwo Dhosok” diartikan sebagai Ngudal Piwulang. Kata ini diartikan sebagai pemberi ilmu, seperti ketika dalang memberikan cerita-cerita yang memiliki banyak nilai kepada penonton.
Lantaran memberikan ilmu, maka seorang dalang haruslah orang yang sarat akan pengalaman keilmuwan. Berbagai macam ilmu haruslah dipelajari meski tak sampai mendalam. Hingga saat membangun isi cerita, bisa disesuaikan dengan perkembangan zaman dan juga nilai-nilai yang lebih modern.
Ilmu Dalang Menurun
Seorang anak yang tumbuh di lingkungan keluarga dalang biasanya akan mewarisi ilmu tersebut tanpa perlu belajar secara formal. Misalnya saja, seorang anak yang melihat ayahnya memainkan boneka wayang lambat laun akan menguasai kemampuan tersebut. Itu perupakan proses pembelajaran alami.
Namun, bukan berarti anak dalang pasti mengikuti jejak orangtuanya. Semua tergantung minat dari si anak. Meski memiliki kemampuan sebagai dalang, tapi banyak yang lebih memilih berprofesi di luar dunia pewayangan.
Pendidikan Dalang
Semakin majunya dunia pendidikan saat ini, rupanya makin bervariasi pula ilmu yang ditawarkan oleh pendidikan formal. Di Indonesia saat ini, tak sedikit sekolah sekelas SMU yang mengajarkan ilmu untuk menjadi dalang. Bahkan, tingkat pendidikan tinggi pun ada yang secara khusus mengajarkan ilmu tersebut.
Misalnya saja, Jurusan Pedalangan Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta (STSI) yang sekarang jadi (sekarang Institut Seni Indonesia Surakarta). Lulusan sekolah ini tak hanya bisa memainkan wayang, namun juga berwawasan luas dan berpikiran kritis. Dari perguruan tersebutlah lahir dalang yang bukan keturunan dunia wayang namun punya niat yang luar biasa.
Wayang Mistis Berdasarkan Wangsit
Adalah wayang Gandrung, budaya asal tradisi yang memiliki keunikan tersendiri, yaitu alur cerita yang bukan berdasarkan cerita dari dalang, melainkan wangsit. Peran dalang dalam proses pementasan merambah pada aspek aktualisasi wayang gandrung baik fisik maupun psikis.
Ia membangun kerangka mistik, dan juga struktur yang menguatkan mitos. Konon, seorang dalang wayang gandrung hanya menunjukkan cerita berdasarkan wangsit. Jadi, dalam setiap pementasan dalang akan memainkan lakon yang berubah-ubah, sesuai wangsit yang didapat.
Maraknya Dalang Bule yang Jadi Sensasi Tersendiri
Seorang wanita asal Australia bernama Helen Pausacker ini mempelajari dunia wayang lebih dari 40 tahun lamanya. Berasal dari rasa suka, Helen memutuskan untuk mendalami ilmu tradisi yang ia cintai itu. Hingga akhirnya ia berhasil menjadi dalang profesional. Banyak cerita yang sudah ia bawakan, mulai dari Mahabarata hingga Ramayana.
Saat manggung, biasanya Helen selalu menggunakan bahasa Inggris, hal itu karena ia mempertunjukkan budaya Indonesia ini di negaranya. Helen hanyalah satu dari para bule yang menekuni dunia pewayangan. Masih banyak deretan nama bule yang tertarik, bahkan hingga mendalami ilmu tersebut.
Wayang merupakan salah satu budaya Indonesia yang masih populer hingga kini. Adanya sekolah khusus mencetak generasi dalang berkualitas juga membuat seni satu ini makin terpandang. Semoga pendidikan dalang bukan menjadi satu-satunya seni yang menarik minat dunia pendidikan untuk diangkat menjadi pendidikan formal.
No comments: