Griselda Blanco, Ratu Narkoba Paling Disegani yang Kelakuannya Bengis
Kita mungkin sudah mengetahui siapa saja raja-raja narkoba yang paling menyeramkan dan terkenal mulai dari Pablo Escobar, seorang gembong narkoba yang kejam dari Kolombia, lalu ada juga Joaquín “El Chapo” Guzmán Loera, penyelundup narkoba terbesar asal Meksiko yang profilnya baru-baru ini kita bahas.
Namun, apa jadinya jika bos narkoba tersebut adalah seorang wanita? Perkenalkan, Griselda Blanco. Ratunya jual beli narkotika, kokain dan obat-obatan terlarang. Ketika Pablo Escobar masih berkutat dengan aktivitas curanmor, Griselda sudah berhasil membangun kerajaan bisnis kokain di New York
Wanita yang mendapat julukan “The Godmother of Cocaine” ini memimpin kartel Medellin dan adalah seorang pionir perdagangan kokain di kota Miami pada kurun waktu tahun 70-an hingga 80-an. Ia juga disinyalir ikut ambil bagian dalam lebih dari 200 kasus pembunuhan selama penyelundupan kokain dari Kolombia ke New York, California bagian selatan, dan Miami.
Menurut orang-orang yang pernah bekerja dengannya, kekejaman Griselda sudah sangat akut. Jika ia berhutang uang padamu, kamu akan dibunuhnya. Jika kamu sedikit saja menyinggung perasaannya, kamu juga akan dihabisi olehnya.
Sejak kecil sudah akrab dengan dunia hitam
Griselda lahir di kota Cartagena di pesisir utara Kolombia. Ia dan ibunya pindah ke lingkungan miskin di kota Medellín ketika sudah berusia tiga tahun. Kota yang sama dimana Pablo Escobar berasal. Di sinilah ia dibesarkan dan mulai terbiasa dengan kelamnya dunia kejahatan.
Memasuki usia pra-remaja, ia sudah piawai sebagai seorang pencopet. Mantan kekasih Griselda yang bernama Charles Cosby menuturkan bahwa pada usia 11 tahun, ia pernah menculik seorang anak dari keluarga berkecukupan dan meminta uang tebusan. Ketika keluarga anak tersebut gagal memberi apa yang Griselda inginkan, ia pun menembak anak tersebut begitu saja. Tepat di kepalanya.
Ia kabur dari rumah pada usia 14 lantaran perlakuan kasar ibunya dan menghindari kejahatan seksual yang terus dilakukan oleh kekasih ibunya. Untuk mencukupi kebutuhannya, Griselda yang melarat dan kini tak punya siapa-siapa, kemudian memutuskan untuk terjun ke dunia prostitusi.
Mulai berkenalan dengan dunia kriminal
Ketika bekerja sebagai pelacur, Griselda muda bertemu suaminya, yang pertama, Carlos Trujilo, seorang preman jalanan yang disegani. Setelah menikah, ia belajar hal-hal dasar dan seluk beluk dunia kriminal dari suaminya yang berpengalaman tersebut.
Keduanya dikaruniai tiga anak dan bercerai pada akhir 60-an. Beberapa tahun setelah bercerai, ia menghabisi nyawa mantan suaminya tersebut. Kejadian tragis yang juga menimpa ketiga suami setelahnya. Hal ini melekatkan salah satu julukan lain kepadanya, “The Black Widow.”
Menapaki jalan terjal menuju singgasana ratu gembong kokain
Pada awal tahun 70-an, Griselda bertemu dengan suami keduanya, seorang pedagang kokain yang berpengaruh, Alberto Bravo. Keduanya pun menjelma menjadi pemain kunci dalam perdagangan kokain di Kolombia. Untuk mengembangkan bisnisnya, mereka kemudian pindah ke Queens, New York. Bisnis ilegal mereka berkembang pesat karena adanya koneksi khusus yang mereka miliki dari supplier mereka langsung dari Kolombia, yang mana saat itu merupakan ibukota penghasil kokain terbesar di dunia.
Bukan hanya itu, Griselda juga punya strategi cerdas dan kreatif dalam menyelundupkan kokain ke Amerika Serikat. Di negaranya, Griselda membuka toko pakaian yang menjual pakaian dalam wanita yang dirancang khusus untuk dapat mengantongi kokain selundupan. Alhasil, para penyelundup narkoba masuk ke Amerika Serikat dengan menggunakan pakaian dalam tersebut.
Pada pertengahan tahun 70-an, Griselda dan Alberto berhasil meraup pundi-pundi hingga miliaran rupiah. Namun, kesuksesan mendadak mereka terendus oleh pihak federal. Sehingga, Griselda diciduk oleh kepolisian setempat. Sedangkan, suaminya berhasil melarikan diri ke Kolombia.
Dan entah bagaimana Griselda diam-diam berhasil pulang ke Kolombia sebelum menjalani hukuman. Sesampainya di Kolombia, ia murka. Ia pun mencari suaminya tersebut dan tanpa rasa menyesal menembak mati dirinya beserta anak buahnya. Griselda juga mendapat luka tembak, namun ia berhasil selamat dan melarikan diri. Dengan begini, ia semakin memantapkan dirinya sebagai gembong narkoba paling ditakuti.
Puncak keemasan yang harus berakhir di balik jeruji
Griselda tak dapat berlama-lama berpisah dengan AS. Pada akhir tahun 70-an, ia pun kembali ke negara tersebut, namun kali ini ia datang ke Miami. Di kota inilah ia mendapat julukan “Godmother of Cocaine.” Selama beroperasi di Miami, ia memprakarsai salah satu era paling berdarah di Miami yang bernama, “The Cocaine Wars.” Di bawah rezimnya yang brutal, Miami menjadi ibukota paling berdarah di Amerika Serikat kala itu.
Griselda menemukan sebuah metode kejam dalam membunuh gembong narkoba lain yang jadi saingannya kala itu. Nama metodenya adalah Motorcycle Assassin. Kurang lebih dua orang bersenjata yang berada di atas sepeda motor memberondong korbannya dengan timah panas selagi berkendara di jalanan. Pada saat itu ia mampu meraup pendapatan hingga US$80 juta atau sekitar satu triliun rupiah per bulannya.
Kediktatorannya juga membuatnya harus berhadapan dengan banyak musuh. Bahkan di tahun 1984, ia menghabiskan waktunya dengan mengunci diri di huniannya di Miami akibat ketakutan terhadap musuh-musuhnya yang ingin balas dendam. Ada enam kali percobaan pembunuhan terhadapnya. Dan Ia lolos dari semua percobaan pembunuhan tersebut.
Griselda pada akhirnya memilih untuk kembali ke California dan ditahan oleh badan penanggulangan narkoba di sana atas kejahatannya sewaktu masih aktif di New York. Ia ditahan selama 13 tahun di penjara di Dublin, California.
Ia kembali lolos dari jeratan kematian setelah hakim setempat membatalkan hukuman mati terhadapnya dan justru mengurangi masa tahanannya. Selepas itu, ia diekstradisi ke negara asalnya, Kolombia.
Percobaan penculikan John F. Kennedy Junior
Ternyata, sewaktu masih mendekam di penjara California, ia menyusun rencana untuk menculik putra sulung John f. Kennedy yang bernama sama namun dengan embel-embel junior di belakangnya. Tujuannya adalah untuk menjadikan John Junior sebagai sandera dan menebusnya dengan cara pembebasan dirinya.
Ia pun mulai berkomunikasi dengan orang kepercayaannya di luar penjara. Namun, rencananya diketahui oleh pihak FBI atas jasa kekasih Griselda saat itu. Masa tahanannya pun ditambah menjadi 20 tahun, meski pada akhirnya tetap dikurangi.
Kematian tragis di usia senja
Ketika Griselda kembali ke Kolombia pada tahun 2004, ia tampaknya sudah lelah dengan dunia kriminal. Semua harta dan properti yang ia miliki dari hasil berdagang narkoba dan kokain dulu, ia gunakan untuk membeli hunian mewah di salah satu lingkungan terpandang. Sejak saat itu, hidupnya terbilang tenang dan jauh dari hiruk pikuk berita kriminal.
Naas, pada bulan September 2012, ketika usianya 69 tahun, ia ditembak hingga tewas oleh seorang pengendara motor di depan toko daging. Metode yang sama yang ia lakukan dulu terhadap para korbannya. Tragis dan ironis mengingat di umurnya yang sudah senja kala tersebut, Griselda masih diburu oleh musuh-musuh lamanya.
Wanita mungkin secara fisik lebih lemah dari pria, tapi kalau mereka sudah berkehendak dengan keyakinan kuat, maka hasilnya benar-benar luar biasa. Hal ini dibuktikan sendiri oleh Griselda. Terlepas dari hal-hal kotor yang dilakukannya, ia jadi bukti kalau wanita bisa menjadi sangat menyeramkan. Tak kalah dari para pria.
No comments: