Header Ads

Tokoh-Tokoh Penting di Balik Dikenalnya Sosok Kartini di Indonesia





Kartini adalah sosok yang dikenal sebagai tokoh emansipasi wanita Indonesia.  Sebagai seorang perempuan ningrat Jawa, ia harus melewati masa dipingit, dinikahkan dengan pria yang tak dikenal, bahkan dimadu. Di tengah masa pingitan itulah ia mencari sahabat pena di sebuah majalah Belanda De Hollandsche Lelie, untuk mencurahkan isi hati dan nestapanya.  Tidak disangka, surat itu ternyata menarik banyak perhatian orang Belanda yang kemudian menjadi sahabatnya.


Melalui sejumlah surat yang dibuatnya, Kartini mengungkapkan segala kekesalan hatinya tentang adat istiadat dan budaya Jawa yang tidak berpihak kepada perempuan. Tidak hanya itu, Kartini pun menyampaikan pemikiran-pemikiran kritis dan cita-cita mulia bagi perempuan Indonesia. Sepeninggal Kartini (wafat di usia 25 tahun), sahabat Belandanya berinisiatif menghimpun beragam tulisannya dalam sebuah buku. Buku aslinya berbahasa Belanda, yang kini diterjemahkan dan kita kenal dengan judul Habis Gelap terbitlah terang.


Tidak bisa dipungkiri, sahabat-sahabat Belanda Kartini mempunyai andil besar dalam penerbitan buku yang kemudian membuat pemikiran perempuan Jawa itu diakui dan dihargai oleh Indonesia. Tokoh-tokoh Belanda itu juga yang menjadi teman diskusi dan bertukar pandangan tentang hak-hak perempuan. Mereka di antaranya adalah JH Abendanon, Estelle Zeehandelaar, dan Annie Glasser.


JH Abendanon, Pengumpul Surat-Surat Kartini


Abendanon adalah Direktur Departemen Pendidikan, Agama, dan Kerajinan Hindia-Belanda yang ditugaskan melaksanakan politik etis. Ia menjalin hubungan baik dengan Kartini dan termasuk orang yang menjadi tempat Kartini berkeluh kesah. Begitupun istrinya, E.E Abendanon yang sampai di akhir hayat Kartini, ia masih terus saling berkirim surat.


Foto JH Abendanon [Image Source]
Abendanon adalah orang pertama yang berinisiatif mengumpulkan sekitar 115 surat Kartini dalam bentuk buku. Meski latar belakangnya dalam mengumpulkan surat dan menerbitkan disinyalir sebagai usaha untuk membaratkan pemikiran pribumi, berkat jasanya, buku Kartini yang berbahasa Belanda berjudul Duisternis tot Licht itu berhasil diterbitkan. Bahkan buku itu dicetak dalam bahasa Inggris, bahasa Melayu, bahasa Arab, bahasa Jawa, Sunda, dan akhirnya banyak dibaca orang dari  berbagai belahan dunia.


Stella Zeehandelar, Inspirasi Kartini


Perkenalan Kartini dengan Estelle atau Stella tergolong unik. Saat itu Stella merespon undangan bersahabat pena dari Kartini melalui redaksi De Hollandse Leile, majalah wanita Belanda yang amat populer di tahun 1899. Ia adalah penganut sosialis yang amat fanatik dan juga aktivis feminis yang bekerja sebagai pegawai kantor pos. Dari semua teman korespondensi, Stella adalah yang paling getol meyakinkan Kartini tentang persamaan hak dan emansipasi pergerakan perempuan.


Surat-surat Kartini kepada Stella yang dibukukan [Image Source]
Dari hubungan surat menyurat itu, Stella berinisiatif mengirimkan buku-buku bacaan yang akhirnya membangkitkan kesadaran Kartini akan persamaan hak yang harus diperjuangkan. Belakangan, hubungan korespondensi antara Kartini dan Stella dibukukan oleh seorang Doktor dari Australia. Buku ini juga diterbitkan di Indonesia dengan judul Aku Bangga Nasionalisme dan Feminisme.


Annie Glasser, Guru Privat Bahasa Kartini


Annie adalah guru yang menguasai beberapa bahasa. Annie yang saat itu ke Jepara, diperkenalkan pada Kartini oleh Abendanon. Sejak saat itu, Annie dengan sukarela mengajarkan bahasa Perancis pada Kartini. Selain sebagai guru bahasa, Annie juga merupakan orang yang mengikuti setiap perkembangan pemikiran Kartini.


Sekolah pertama Kartini [Image Source]
Persahabatan Kartini dan Annie tulus. Keduanya sering beradu argumen-argumen sembari Annie tetap mengajari Sang Putri Sejati ini bahasa Perancis. Annie juga sering dianggap sebagai sosok yang menginspirasi pemikiran-pemikiran luar biasa Kartini.


Inilah sosok-sosok di balik dikenalnya Kartini di Indonesia. Tanpa mereka mungkin saja sosok kalem ini hanya akan jadi wanita Jawa pada masanya yang diam dan tak banyak bicara. Berkat sumbangsih pemikiran dan sebagainya, orang-orang ini Berhasil membuat Kartini di kenal, tak hanya di Indonesia tapi juga dunia.




No comments:

Powered by Blogger.