Leonarda Cianciulli, Pembunuh yang Menggunakan Daging Korban untuk Dijadikan Sabun dan Kue
Kita semua setuju bahwa seorang ibu adalah sosok yang paling menyayangi anak-anaknya dan akan berbuat apapun demi kebahagiaan sang buah hati. Namun bagaimana bila cara yang digunakan sang ibu untuk melindungi anaknya malah terkenal sadis dan tak berperikemanusiaan? Seperti itulah gambaran yang tepat untuk seorang Leonarda Cinciulli.
Wanita Italia tersebut dikenal sebagai seorang pembunuh berdarah dingin demi mencari tumbal untuk keselamatan anaknya. Cianciulli juga mendapat julukan sebagai ‘soap maker’ atau pembuat sabun yang menggunakan daging korbannya sebagai bahan pembuat sabun dan darah korban digunakan untuk bahan membuat kue.
Cianciulli muda sempat dua kali mencoba bunuh diri
Leonarda Cianciulli adalah seorang gadis yang lahir di daerah Montella yang pernah melakukan percobaan bunuh diri sebanyak dua kali saat muda. Kemudian dia memutuskan menikah dengan seorang pegawai tanpa restu orang tua. Perempuan itu lalu beranggapan bahwa sang ibu sudah mengutuk pernikahannya dan memutuskan untuk pindah menuju Lauria. Di sana Cianciulli sempat masuk penjara karena kasus pencurian.
Sempat beberapa kali berpindah alamat, terakhir kali suami istri tersebut pindah menuju Correggio dan membuka sebuah toko kecil. Sosok mantan narapidana ini menjadi terkenal dan cukup dihormati di lingkungan tempat tinggalnya yang baru tersebut.
Leonarda beberapa kali mengunjungi peramal
Selama pernikahan, wanita ini sempat 17 kali mengandung, namun tiga kali mengalami keguguran. 10 anaknya yang lain juga harus meninggal di usia muda, hal tersebut yang membuat ibu ini sangat protektif pada empat anaknya yang masih hidup. Hal itu juga dikarenakan menurut salah seorang peramal yang ia datangi, semua anaknya akan meninggal di usia muda.
Tidak cukup itu, kemudian Cianciulli mengunjungi peramal lainnya yang bisa membaca garis tangan. Sangat mencengangkan karena dia diberitahu bahwa, “di telapak tangan kananmu aku melihat penjara, dan tangan sebelah kiri menunjukkan rumah sakit jiwa tempat para kriminal.”
Membunuh untuk menyelamatkan anak kesayangannya
Tahun 1939, anak kesayangan Leonarda memutuskan untuk bergabung dalam pasukan Italia mempersiapkan perang dunia II, dan untuk menyelamatkan anak tersebut dia berpikir untuk menumbalkan manusia lainnya. Dia memilih tiga wanita setengah baya yang merupakan tetangganya sendiri untuk jadi korbannya.
Targetnya antara lain bernama Faustina Setti, Fransesca Soavi, dan Virginia Cacioppo. Dia mengelabuhi para korban dengan berpura-pura memiliki keeahlian meramal. Tentu saja tiga wanita yang sedang putus asa dalam menjalani hidup itu mendatanginya untuk meminta berbagai solusi.
Daging korban digunakan membuat sabun dan darahnya untuk kue
Wanita berdarah dingin itu bercerita bahwa awalnya dia meminta korban meminum wine yang telah diberi racun. Setelah sang korban tak sadarkan diri, barulah dia mulai memutilasi menggunakan kapak. Tubuh target kemudian dipotong menjadi sembilan bagian, sementara darahnya dikumpulkan dalam sebuah baskom.
Potongan tubuh itu kemudian dicampur dengan soda yang disiapkannya untuk bahan baku membuat sabun, lalu diaduk-aduk sampai menyatu sebelum dituangkan dalam beberapa ember. Sementara darah dalam baskom ditunggunya sampai mengeras kemudian ia keringkan menggunakan oven. Barulah selanjutnya dicampur dengan tepung, gula, cokelat, susu, dan telur, serta tambahan sedikit margarin. Dia membagikan sabun dan kue buatannya pada para tetangga, dan sisanya dia konsumsi bersama keluarga.
Cianciulli ditangkap sebelum melakukan pembunuhan keempatnya
Saudara ipar korban ketiganya merasa curiga Virginia Cacioppo menghilang setelah terakhir kali terlihat mengunjungi rumah Leonarda Cianciulli. Akhirnya dia melapor kepada kepolisian. Si pembuat sabun ini awalnya juga ingin membunuh petugas kepolisian yang mendatangi rumahnya, namun hal tersebut tak terlaksana.
Wanita ini akhirnya divonis 30 tahun penjara dan 3 tahun menjalani rehailitasi di rumah sakit jiwa. Namun pada tahun 1970, dia meninggal karena penyakit yang dideritanya. Semua barang bukti dari kasusnya, seperti halnya kuali tempat merebus daging korban disimpan di sebuah museum kriminologi di Roma.
Leonarda Cianciulli memang terbukti adalah sosok wanita berdarah dingin yang tak segan melakukan apapun demi anak kesayangannya. Lebih sadisnya lagi dia ikut mengonsumsi produk yang terbuat dari bangkai korban-korbannya dengan santai. Semoga sudah tak ada lagi sosok sesadis wanita ini.
No comments: