Cerita Pilu dari Istri Para Diktator Paling Kejam Sepanjang Masa
Di balik laki-laki yang hebat, terdapat perempuan yang hebat pula. Apa benar begitu? Sebagian kisah memang membenarkan ucapan tersebut. Tapi kisah lain bisa jadi tidak sepakat. Ada cerita-cerita di mana seorang istri sama sekali tidak memiliki pengaruh besar pada keberhasilan suaminya. Yang ada Ia malah merasa tertekan dan menginginkan perpisahan.
Hal tersebut ternyata dirasakan oleh istri dari para tokoh paling kejam di dunia. Memang, jadi istri diktator itu tidak mudah. Selain harus selalu mengelus dada karena kelakuan suami, mereka pun juga dibikin ketar-ketir lantaran dijadikan target pembunuhan. Jadi, terang saja kala pada akhirnya istri dari para orang-orang kejam itu tidak tahan dan kemudian menginginkan pisah bahkan kematian.
Sebagian mungkin bahagia, tapi pada ujungnya harus merasakan hal-hal pahit, entah dihukum oleh negara atau bahkan mati karena memang tak punya pilihan lain.
Ri Sol-Ju
Meskipun jarang terlihat, istri Kim Jong Un pernah menarik perhatian media karena kecantikannya. Beberapa media menjulukinya sebagai Kate Middleton-nya Korea Utara karena ia selalu berpenampilan modis. Ri Sol-Ju adalah ibu Negara Korea Utara yang tidak banyak diketahui. Kebanyakan orang hanya mengetahui namanya saja. Umur pasti dan dari mana dia berasal dirahasiakan. Katanya sih dia lahir di keluarga yang cukup berada di Korea Utara. Pada tahun 2016, Ri Sol-Ju hampir tidak pernah terlihat di depan umum. Rumor beredar mengatakan ia sedang menjalani hukuman atau sedang hamil. Ri Sol-Ju sendiri memang tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap suaminya.
Eva Braun
Yang kita tahu dari Eva hanyalah ia bunuh diri bersama dengan suaminya di tahun 1945. Jarang sekali ada yang mengaitkan Eva dengan kegiatan Adolf Hitler. Itu karena mereka tidak menikah hingga 2 hari sebelum kematiannya. Eva adalah fortografer pribadi Adolf yang kemudian menyatakan kesetiaannya pada rezim Nazi. Beberapa foto pimpinan Nazi yang bisa kita lihat saat ini adalah hasil jepretan Eva.
Nadezhda Alliluyeva
Istri dari Joseph Stalin ini mungkin perempuan di balik para pemimpin diktator yang hidupnya merana. Ia menikah pada umur 18 tahun, sementara Stalin telah berumur 41 tahun. Tidak menutup kemungkinan ia menikah karena paksaan dari orang tuanya mengingat ayah Nadezhda adalah prajurit yang setia pada Stalin. Kehidupan pernikahan mereka dipenuhi dengan cekcok. Nadezhda bahkan mengalami gangguan jiwa karena tidak tahan dengan kehidupannya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menembak dirinya sendiri. Pemerintah saat itu menyembunyikan kenyataan pahit dengan mengumumkan bahwa kematian Nadezhda disebabkan oleh radang usus buntu.
Khieu Ponnary
Sebagai anak dari seorang hakim, Khieu Ponnary tumbuh sebagai perempuan yang cerdas dan berpendidikan. Ia bahkan pernah belajar sastra di Paris. Sekembalinya dari Paris, Khieu menikah dengan Pol Pot. Ia mungkin tidak memiliki banyak pengaruh saat Pol Pot berkuasa, namun ia selalu menemani suaminya di awal karirnya. Sayang keberhasilan Pol Pot dalam menjadi pemimpin Kamboja mempengaruhi mental Khieu. Ia menjadi paranoid, selalu ketakutan Vietnam akan membunuhnya dan suaminya. Pada akhirnya Pol Pot menceraikannya.
Jiang Qing
Dari empat istri Mao Zedong, mungkin Jiang Qing-lah yang memiliki pengaruh besar bagi kehidupan suaminya. Ia adalah seorang aktris dan kepala departemen perfilman di Partai Komunis Tiongkok. Selain itu ia juga bekerja sebagai sekretaris pribadi Mao Zedong. Kecakapannya tidak hanya berhenti di situ. Jiang mendirikan Gang of Four yang merupakan kelompok politik radikal. Segala kebijakan Mao Zedong bisa jadi berasal dari usul Gang of Four. Mereka pula yang mengeksekusi kebijakan-kebijakan tersebut. Setelah kematian Mao Zedong di tahun 1976, Jiang tidak memiliki pelindung. Ia ditangkap dan dihukum penjara seumur hidup.
Menjadi pendamping pemimpin yang kejam tidaklah mudah. Sebagian dari mereka meninggal dalam keadaan tidak bahagia. Sebagian lagi harus ikut menanggung hukuman akibat kekejaman suaminya. Entah pada akhirnya mereka menyesal atau tidak,namun itulah harga yang harus dibayar ketika para wanita ini menikahi orang-orang paling bengis sepanjang sejarah.
No comments: