Header Ads

Asal Muasal Sate yang Sering Diperdebatkan



Siapa sih yang nggak kenal dengan sate? Kuliner khas yang tersohor ke seluruh Indonesia dengan berbagai jenis dan cita rasa. Jangankan orang Indonesia, orang luar negeri pun kenal dengan makanan yang dibakar ini.


Jika kita menelusuri blog traveller luar negeri yang pernah berkunjung ke Asia Tenggara, kebanyakan mereka jatuh cinta pada sate! Sayang, mereka lebih mengenal sate sebagai makanan khas Thailand daripada makanan Indonesia. Sedih kan? Mungkin ini adalah panggilan bagi kita untuk mempromosikan sate sebagai makanan khas Indonesia! Sebelum kita promosi, ada baiknya cari tahu dulu tentang asal usul dan sejarah sate. Bener nggak nih dari Indonesia?


Jadi Rebutan Indonesia – Malaysia – Thailand


Tukang sate jaman dulu [image source]
Tiga negara bertetangga ini saling mengklaim sate sebagai makanan tradisional mereka. Maklum, selain masih cukup berdekatan secara geografis, sate banyak dijual di sana dalam bentuk makanan pinggir jalan (street food). Sehingga, kesannya makanan tersebut sudah ada di sana sejak dulu. Para pecinta makanan pun sempat dibingungkan dengan klaim-klaim ini. Jadi sebenarnya sate berasal dari mana?


100% Asli Indonesia


Pembuatan sate yang dibakar, terinspirasi dari kebab [image source]
Seorang pecinta kuliner dan food writer, Jennifer Brennan mengatakan sate berasal dari Jawa. Makanan ini merupakan bentuk adaptasi dari kebab yang dibawa oleh pedagang Muslim dari Gujarat pada awal abad ke-19. Meskipun awal mula pembuatan sate ini terinspirasi dari kebab, namun sate berkembang di Indonesia oleh orang Indonesia sehingga menjadikan hidangan ini 100% berasal dari Indonesia.


Populer Saat Idul Adha


Sate banyak ditemui saat Idul Adha [image source]
Sebenarnya sate bisa ada kapan saja. Menjelang sore, biasanya asap sate yang harumnya khas itu memanggil-manggil kita yang pulang kuliah atau kerja. Tapi memang, setiap Idul Adha permintaan makanan ini meningkat. Utamanya karena ada kegiatan bagi-bagi daging kurban pada rakyat. Mereka menikmati daging tersebut beramai-ramai dengan memanggang sate kambing, domba, atau sapi. Mungkin karena tradisi inilah, sate yang sering kita temui terbuat dari daging kambing atau sapi. Tapi di hari biasa, sate ayam sering jadi idola.


Dicintai Warga Tionghoa


Sate dicintai semua kalangan [image source]
Variasi sate ada banyak. Salah satunya adalah sate babi. Meskipun warga Tionghoa tidak merayakan Idul Adha dan tidak secara langsung terlibat dalam sejarah sate, mereka cukup menikmati hidangan yang kaya rasa ini. Mereka menggunakan daging babi sebagai bahan utama sate dan menambahkan bumbu kecap atau saus nanas dengan tambahan bumbu-bumbu khas Tionghoa.


Menyebar ke Seluruh Nusantara


Sate mulai dikenal di seluruh Nusantara [image source]
Dari Jawa, sate menyebar ke seluruh Indonesia dan disesuaikan dengan cita rasa masing-masing daerah hingga akhirnya menciptakan variasi sate. Ada sate khas Ponorogo, sate Madura, sate Tegal, sate Padang, sate buntel, sate lilit Bali, dan sebagainya. Selain bumbu yang digunakan bervariasi, daging dan cara memasaknya pun berbeda. Entah sate khas mana yang paling mendekati sate yang original. Mungkin sate khas Ponorogo, atau sate Tegal, mungkin juga sate Madura.


Menyebar ke Seluruh Dunia


Para perantau dan penjelajah memiliki peran penting dalam penyebaran makanan, bahasa, dan budaya. Penyebaran sate ke seluruh dunia tentunya tak lepas dari peranan mereka. Sate yang dibawa ke Malaysia dan Thailand rupanya berhasil membuat masyarakat setempat jatuh cinta dan menjadikannya sebagai makanan tradisional. Di sana, sama seperti di Indonesia, sate dijajakan di jalanan meski tak jarang juga restoran yang menyajikannya dengan tatanan yang lebih menarik. Selain di Malaysia dan Thailand, sate juga dikenal di Afrika Selatan dengan nama sosatie.


Sosatie [image source]
Terciptanya hidangan sosatie berawal dari perantau Melayu yang menetap di Afrika Selatan. Mereka kemudian menciptakan hidangan yang mirip dengan sate yang biasa mereka makan di kampung halaman. Sosatie mirip dengan sate, namun bukan hanya daging saja yang dibakar, mereka menambahkan sayuran seperti bawang bombay dan paprika di tengah-tengah tusukan.


Perjalanan sate yang sangat panjang hingga kini dihidangkan di berbagai restoran di seluruh dunia ternyata bermula dari Indonesia. Kita sebagai orang Indonesia harus bangga dan terus mempromosikan sate sebagai salah satu kuliner asli nusantara. Jangan sampai pecinta sate di seluruh dunia hanya tahu sate yang berasal dari Thailand saja ya.


No comments:

Powered by Blogger.