Fakta Desa Wadon di Jawa Timur yang Konon Tak Boleh Ditinggali Laki-laki, Ini Sebabnya
Indonesia punya desa unik yang nyaris seluruh penduduknya adalah perempuan. Pernah dengar? Ini bukan komunitas maupun paguyuban, namun benar-benar pemukiman di Jawa yang isinya kaum hawa (wadon/perempuan) semua. Jadi, sudah dapat dipastikan jika kegiatan yang ada di sana sejak puluhan tahun lalu hanya dilakukan oleh perempuan saja.
Meski banyak wanitanya, bukan berarti pria bisa datang ke sana sambil memilih-milih pasangan hidup sesuka hati. Justru sebaliknya, konon, desa khusus perempuan ini dipengaruhi oleh mitos yang ada sejak dulu bahwa orang laki-laki haruslah keluar dari desa tersebut. Desa Wadon sendiri sudah terancam punah karena penduduknya sudah semakin menipis. Berikut ini adalah fakta miris tentang desa Wadon di Ngawi Jawa Timur.
Mitos yang Membuat Desa ini Ditinggalkan Kaum Laki-laki
Bukannya pria yang datang ke sana mencari istri, malah wanita di desa ini mungkin akan ditinggal pasangannya. Warga setempat masih dipenuhi dengan ketakutan akan mitos-mitos yang beredar bahwa kaum laki-laki yang ada di desa mereka hanya akan membawa kesengsaraan, bahkan meninggal di usia muda. Laki-laki yang menikah dengan gadis dari desa Wadon harus segera pergi. Misalnya ada laki-laki di desa tersebut, biasanya mereka memiliki cacat dan harus dirawat oleh anggota keluarganya.
Mitos tersebut sebenarnya sudah ada sejak puluhan tahun lalu, dan begitu ditakuti oleh masyarakat. Para laki-laki yang berniat menikah dengan masyarakat Desa Wadon akan mendapat wejangan agar dia tidak terlalu lama di desa tersebut. Hal itu karena mereka tidak mau ditimpa kesialan. Jadilah biasanya para suami lelaki ini membangun rumah yang juga tak jauh dari pemukiman tersebut.
Pernikahan Warga Desa Wadon
Kehidupan di Desa Wadon mungkin sedikit membingungkan. Sebab, tidak ada laki-laki di sana. Lantas, bagaimana cara mereka untuk melestarikan keturunan? Hal itulah yang membuat Desa Wadon ini terbilang unik. Sebab, meski mereka tinggal tanpa laki-laki, mereka tetaplah menikah. Namun, mereka tidak tinggal serumah.
Mereka akan pulang ke rumah sang suami jika dibutuhkan. Rata-rata penduduk Desa Wadon memang memiliki dua rumah. Satu di dalam Desa Wadon, sementara yang satu lagi terletak di luar desa tersebut. Saat warga Desa Wadon memiliki anak, jika anak tersebut adalah laki-laki, ia akan tinggal di rumah sang bapak. Jika anaknya perempuan, ia dibebaskan untuk memilih, ingin tinggal bersama ibunya di Desa Wadon atau ikut ayahnya di luar desa.
Letaknya yang Terpencil
Desa Wadon berada di lokasi terpencil Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. dan dikelilingi oleh hutan jati. Meski demikian, warganya bisa menjalankan kegiatan dengan baik. Penduduk yang tinggal di sana sebagian besar bekerja di ladang atau sawah. Meski tak ada laki-laki yang berperan sebagai tulang punggung keluarga, namun mereka masih bisa menafkahi kebutuhan sehari-hari.
Namun, karena keunikan yang dimiliki desa tersebut, banyak penduduk sekitar Ngawi yang tertarik untuk melihat secara langsung penduduk desa Wadon yang hanya terdiri dari wanita. Sebagian besar penduduknya sudah paruh baya karena memang saat ini penduduk asli wanita di sana berangsur-angsur berkurang.
Desa Wadon Nyaris Punah
Di zaman yang modern ini, mitos yang beredar di kalangan masyarakat desa Wadon memang sudah dianggap aneh. Terlebih, banyak sekali gadis dari sana yang memutuskan meninggalkan desa Wadon setelah menikah dan menetap untuk tinggal bersama sang suami.
Hal tersebut juga untuk menghindari adanya perceraian akibat suami yang keberatan jika istrinya jarang bisa tinggal bersama. Kepergian warganya karena menikah membuat desa Wadon ini makin sedikit dihuni, dan itu membuatnya berada di ambang kepunahan.
Saat ini kondisi Desa Wadon disebut sudah hampir punah. Sulit dibayangkan dengan kacamata normatif terutama jaman sekarang, menikah tapi hidup terpisah. Namun beberapa yang bertahan di desa tersebut masih memegang teguh warisan dan tradisi para leluhur. Hal tersebut adalah wujud cinta mereka pada desa di mana mereka tinggal.
No comments: