4 Kasus Perkosaan Paling Keji yang Pernah Terjadi di Dunia
Di berbagai belahan dunia, kasus kriminalitas memang sudah menjadi hal yang pasti ada. Mulai dari pembunuhan, perampokan dan yang tak kalah mengerikan yakni kasus pemerkosaan. Kejahatan seksual yang kerap meninggalkan trauma mendalam bagi korban tentu tidak bisa dikategorikan sebagai kejahatan kecil. Namun sayangnya, beratnya ancaman bagi tiap pelaku tak membuat angka pemerkosaan berkurang.
Bahkan di beberapa negara sampai memberlakukan hukum kebiri sebagai ganjaran bagi para terdakwa pemerkosa. Hal tersebut hanya untuk mengantisipasi, agar tak ada lagi kasus pemerkosaan di kalangan masyarakat. Terlebih, beberapa kisah pemerkosaan sadis berikut ini juga bisa digunakan sebagai cerminan betapa mengerikannya kejahatan seksual satu ini.
Pemerkosaan Sadis Terhadap Gadis Belia Berusia 16 Tahun di Jepang
Nasib malang menimpa Junko Furuta. Pada tanggal 25 November 1988 lalu, ia menjadi korban penculikan oleh anggota Yakuza, Hiroshi Miyano bersama kawan-kawannya. Junko disekap selama 44 hari. Dalam masa penyekapan tersebut, Junko diperkosa lebih dari 100 orang lelaki. Dan tiap harinya, Junko diperkosa 12 kali melalui dubur dan juga kemaluannya. Selama itu pula para penculik tersebut tidak memberi Junko makan dan minum.
Meski demikian, Junko masih berusaha bertahan hidup dengan memakan kecoa dan memium air kencingnya sendiri. Di hari 43 penyekapan, Junko memohon untuk dibunuh saja pada si penculik, namun permintaan tersebut ditolak. Namun di hari ke 44, Junko ditemukan tewas karena tidak tahan lagi dengan penyiksaan tersebut. Mirisnya, para penculik dan penyiksa Junko hanya dijatuhi hukuman 8 tahun penjara oleh pemerintah Jepang.
Tiga Wanita Muda Memperkosa Seorang Pria
Dunia ini memang makin liar saja. Lazimnya, wanita adalah korban perkosaan. Namun kali ini yang terjadi justru sebaliknya, kasus yang terjadi di Afrika tersebut melibatkan tiga orang wanita muda dan seorang pria yang dipaksa melayani mereka. Bermula saat tiga wanita yang mengendarai BMW menepi dan berpura-pura hendak bertanya jalan pada seorang pria.
Namun setelah pria itu mendekat, para wanita tersebut justru menarik si pria masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya sejauh 500 meter. Pria tersebut dipaksa berhubungan intim, namun ia menolak. Karena menolak itulah para wanita tersebut memaksa si pria untuk meminum sesuatu dan memerkosanya bersama, setelahnya para wanita tersebut juga memasukkan sperma si pria ke dalam plastik. Karena kejadian tersebut, pria itu pun mengalami trauma.
Yuyun si Gadis Korban Pemerkosaan 14 Pemuda Abege
Tentu masih segar dalam ingatan kita, tentang kisah tragis Yuyun yang menjadi korban kebrutalan 14 pemuda yang enam di antaranya masih di bawah umur. Yuyun yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama seketika tewas setelah menjadi obyek pemuas belasan lelaki mabuk tersebut.
Saat ditemukan, kondisi Yuyun sangat mengenaskan, bagian kemaluan Yuyun robek hingga dubur. Tragisnya, para tersangka merupakan tetangga Yuyun sendiri. Bahkan mereka berpura-pura turut mencari saat diberitakan bahwa Yuyun menghilang.
Enno Parinah yang Dibunuh dengan Keji Setelah Dinikmati
Kasus ini tak berselang lama dari kasus tragis yang menimpa Yuyun. Apa yang menimpa Enno juga tak kalah tragis. Gadis yang baru berusia 19 tahun tersebut menjadi korban perkosaan yang dilakukan di mess-nya sendiri. Enno diperkosa oleh tiga orang lelaki secara bergantian. Setelah puas, mereka khawatir jika Enno akan melaporkan hal tersebut pada polisi.
Salah satu dari mereka pun mencari pisau untuk membunuh Enno. Namun, karena tidak menemukan pisau tersebut, cangkul pun jadi alternatifnya. Bukan bagian tajamnya yang digunakan, melaikan gagang cangkul yang dimasukkan melalui kemaluan korban hingga tembus menghancurkan jantung dan juga paru-parunya.
Berkaca dari kasus-kasus kejahatan seksual yang super keji tersebut, harusnya hukum tak perlu lagi berlaku lembek pada para tersangkanya. Setidaknya, jika ada ancaman yang berat yang membayangi, tentu akan membuat orang akan berpikir ulang jika ingin melakukan tindak kriminal.
No comments: