Jenitri, Biji-Bijian Unik yang Harganya Semahal Emas
Menjadi kaya memang bukan perkara mudah. Tapi, bukan juga sesuatu yang terlalu susah untuk dilakukan. Asal tahu caranya, kita bisa menjadi kaya dengan cepat dan mudah. Misalnya, salah satu caranya adalah dengan menanam yang namanya Jenitri. Percaya atau tidak, biji-bijian dari tumbuhan itu bisa bikin kita kaya mendadak.
Diketahui biji Jenitri itu mahal harganya. Untuk beberapa jenis tertentu kadang bisa dihargai sampai ratusan ribu. Sebagai gambaran, biji Jenitri itu bentuknya bulat kecil sebesar kelereng tapi punya semacam ukiran-ukiran alami yang khas. Nah, bayangkan kalau satu bijinya saja segitu, kira-kira berapa uang yang bakal didapatkan kalau kita punya satu ember? Tentu tak karuan banyaknya. Makanya, Jenitri ini sering disebut-sebut sebagai bijian yang lebih berharga dari emas.
Uniknya, Jenitri ini bukan asli Indonesia. Ia punya sejarah panjang sampai akhirnya banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Lebih jauh soal si biji mahal ini, berikut adalah hal-hal tentang Jenitri yang mungkin bakal membuatmu terbengong-bengong.
Sejarah Jenitri di Indonesia
Di Indonesia cukup banyak dijumpai pohon Jenitri, tapi pada kenyataannya tumbuhan satu ini bukanlah asli dari negara kita. Sejarah mengatakan jika Jenitri berasal dari Timur Tengah sana. Kenapa bisa berkembang di Indonesia, hal tersebut dipercaya lantaran satu kisah unik.
Jadi, dulu ada seorang dari India membawa bibit Jenitri. Lalu, si orang India ini kemudian mengajarkan cara menanam tumbuhan itu kepada seorang santri. Lalu, tatkala si Jenitri ini tumbuh dan menghasilkan banyak biji, kemudian orang India tersebut pun membeli tiap bijinya dengan harga mahal. Kejadian ini lalu membawa ketertarikan kepada banyak orang sehingga Jenitri pada akhirnya ditanam cukup banyak dan tersebar. Tempat dari kisah ini diyakini adalah sebuah desa di Kebumen.
Jenitri dan Harganya yang Semahal Emas
Seperti yang sudah disinggung di bagian atas, Jenitri ini dijual dengan harga yang tak main-main. Untuk jenis yang paling bagus dengan bentuk guratan tertentu, si Jenitri ini bisa dihargai sampai Rp 150 ribu, bahkan bisa lebih mahal lagi. Coba bayangkan kalau dalam sekali panen kita bisa dapatkan satu keranjang. Bakal benar-benar jadi jutawan tuh.
Harga jual Jenitri memang mahal, tapi untuk beberapa jenis banderolnya cukup murah, yakni berkisar Rp 17 ribuan. Tapi, ini sebenarnya tidak bisa dikatakan murah juga karena kalau jumlahnya banyak harga 17 ribu ini tetap mahal. Seumpama bisa kumpulkan Jenitri harga ini satu gayung saja, jutaan sudah pasti bakal masuk kantong.
Kepercayaan Masyarakat India Tentang Jenitri
Meskipun jumlahnya banyak di Indonesia, tapi bukan berarti cuma kita yang punya Jenitri ini. Tumbuhan ini tersebar di banyak negara, termasuk salah satunya adalah India. Sama seperti masyarakat Indonesia yang begitu menghargai Jenitri, orang-orang negeri Hindustan itu juga tak jauh beda. Bahkan di mata orang-orang India, Jenitri memiliki makna-makna khusus.
Bagi orang-orang India, Jenitri ini adalah perlambangan dari Shiwa, salah satu dewa kepercayaan mereka. Jenitri di bahasa India sering dikatakan sebagai Rudraksa yang berarti adalah air mata Shiwa. Lantaran jadi simbolisme seperti itu, akhirnya Jenitri pun begitu diagungkan.
Jenitri Sang Pemersatu Semua Agama
Meskipun lekat dengan India dan Shiwa-nya, namun penggunaan Jenitri ini sendiri ternyata tak terbatas kepada mereka saja. Siapa yang menyangka jika si biji mahal tersebut juga dipakai oleh umat beragama lain, seperti Islam, Kristen, bahkan Buddha.
Jenitri ini sendiri memang bisa dikemas dengan berbagai macam bentuk. Ia bisa dipakai untuk tasbihnya orang-orang Islam, jadi ornamen di Rosarionya kaum Kristiani, serta bisa dipakai sebagai penutup kepala untuk patung Buddha. Cukup unik ya kalau melihat fakta ini. Siapa sangka si biji mahal tersebut bisa dipakai oleh mayoritas umat beragama.
Fakta lain dari si Jenitri ini adalah ternyata biji mahal tersebut sangat disukai oleh kebanyakan orang Chinese. Bagi mereka, biji ini menyimpan makna khusus yang begitu mendalam. Makanya, bisa dibilang mayoritas pembeli dari benda mahal ini adalah orang-orang Chinese.
No comments: