Header Ads

Perang Karansebes, Ketika Turki Usmani Menghabisi 10 Ribu Musuh Tanpa Satu pun Peluru Ditembakkan



Perang pada lazimnya pasti akan membawa korban. Terlepas apakah pihak yang menang korbannya sedikit dan yang kalah sebaliknya, namun yang pasti dalam setiap pertempuran kematian pasti akan selalu jadi bayang-bayang. Namun, sejarah mencatat pernah ada sebuah perang di mana pihak yang menang sama sekali tak mengalami kehilangan. Bahkan seorang prajurit tergores pun tidak.


Terdengar seperti dongeng dan lelucon, tapi yang seperti ini memang pernah terjadi. Peperangan ini bernama perang Karansebes, di mana Turki berhadapan dengan Austria. Pada pertempuran ini Turki menang telak melawan pasukan Austria tanpa sekalipun mengalami kehilangan. Bahkan tak satu pun peluru Turki meletus kala itu. Anehnya, Austria ketika itu kehilangan sekitar 10 ribu tentaranya yang tewas mengenaskan.


Kamu tentu bertanya-tanya, kenapa bisa seperti itu? Jawabannya ternyata cukup lucu dan mungkin membuatmu tersenyum meskipun dalam pertempuran ini 10 ribu orang meregang nyawa. Lalu seperti apa kejadian sesungguhnya dari perang ini? Simak ulasannya berikut.


Gagahnya Persiapan Austria Melawan Turki


Persiapan Austria sangat matang [Image Source]
Kejadian perang Karansebes ini tercatat terjadi di tahun 1788. Ketika itu Austria yang bersekutu dengan Jerman serta bangsa-bangsa lainnya sepakat untuk melawan Turki bersama-sama. Persiapan mereka pun tak karuan. Austria dan bala bantuannya membawa semua yang mereka punya. Alutsistanya pun terbaik dan kelas berat. Turki akan sangat kesulitan seumpama benar-benar berhadapan dengan Austria dan sekutunya ini.


Prajurit Mabuk Jadi Awal Petaka


Ilustrasi minum dan mabuk [Image Source]
Sembari melakukan persiapan dan pemantapan, para prajurit Austria dan teman-temannya ini pun bersantai. Beberapa dari mereka sempat mampir di sebuah tempat lalu minum-minum di sana. Tak lama, banyak prajurit yang bergabung dengan pesta kecil ini. Singkat cerita, kemudian beberapa pasukan dari divisi lain melihat pesta tersebut dan berniat untuk bergabung. Sialnya, para prajurit yang tiba lebih dulu itu ogah berbagi. Mereka pun juga bicara ngelantur gara-gara mabuk.


Perang Terjadi Lantaran Mabuk


Konflik antar sesama pun terjadi [Image Source]
Entah bagaimana ceritanya, akhirnya konflik kecil ini memanas. Hingga seorang prajurit menembakkan senjatanya yang jadi semacam ikrar kalau konflik ini menuju ranah yang lebih serius. Dipicu dengan keras semacam ini, akhirnya para prajurit yang harusnya masih satu sekutu itu pun perang. Lalu, para prajurit yang mabuk itu semakin membuat suasana kacau ketika berteriak “Turki..Turki..” padahal saat itu tidak ada satu pun batang hidung tentara Turki di sana. Tak pelak, teriakan tersebut membuat pertempuran ini bubar dan masing-masing kabur ke posnya masing-masing.


Tewasnya 10 Ribu Orang Gara-Gara Prajurit Mabuk


Perang Karansebes menewaskan 10 ribu orang [Image Source]
Kembalinya para pasukan ini ke posnya ternyata tak membuat konflik kecil itu berhenti. Yang terjadi kemudian adalah makin membesar. Kejadian ini dipicu oleh sebab lain yakni salah paham bahasa antara tentara Austria dan Jerman. Alhasil mereka pun saling serang secara membabi buta. Para prajurit yang mabuk tadi juga makin sinting. Dikiranya orang-orang yang dihadapinya itu adalah Turki. Pertempuran ini pun akhirnya membuat sekitar 10 ribu orang tewas mengenaskan.


Ketika Pasukan Turki Tiba


Ilustrasi Turki Usmani [Image Source]
Pasukan Turki yang sejak awal memang sudah niat perang dengan Austria dkk, akhirnya sampai ke Karansebes. Tapi, ketika melihat apa yang terjadi, mereka pun garuk-garuk kepala. Bagaimana tidak, yang terhampar di depan adalah ribuan mayat-mayat bergeletakan serta para pasukan musuh yang terluka. Singkat cerita, Turki yang sedianya ingin menguasai Karansebes akhirnya bisa melakukan hal itu dengan sangat mudah. Bahkan tak satu pun peluru mereka keluarkan.


Kejadian ini lucu tapi sekaligus miris ya. Bagaimana tidak, sebuah kekalahan telak terjadi hanya karena dua prajurit mabuk. Entah bagaimana perasaan para petinggi Austria kala itu. Marah campur sedih mungkin, ya?


No comments:

Powered by Blogger.