Header Ads

Nasib Malang Danau Rotomahana, Keajaiban Dunia ke-8 yang Musnah





Rotomahana merupakan satu dari dua danau yang terdapat di distrik Rotorua, di bagian utara Selandia Baru. Rotomahana memiliki air yang hangat dan juga dihiasi oleh teras travertine paling spektakuler di dunia. Ia tercipta dari endapan mineral mata air panas di dekatnya.


Keindahan luar biasa tersebut membuat Danau Roromahana disebut sebagai keajaiban dunia dan bisa dibilang merupakan daya tarik wisatawan paling tersohor di Selandia Baru. Sayangnya, keindahan tersebut tak bertahan lama, karena keajaiban alami tersebut harus musnah karena suatu bencana. Berikut ini adalah nasib danau yang pernah menjadi keajaiban tersebut.


Keindahan Danau Rotomahana yang Dulu


Ada dua teras yang lebih besar dikenal dengan nama Te Tarata (batu bertato) atau bisa juga disebut teras putih. Sementara yang lebih kecil dikenal sebagai Otukapuarangi (air mancur dari langit mendung) atau teras pink. Batu bertato berada di ujung utara Danau Rotomahana. Mempunyai luas 3 hektar dan bagian bawah terdapat sekitar 50 teras.


Teras Pink [image source]
Air mancur langit mendung, atau Otukapuarangi berada di dua pertiga dari jalan ke bawah danau. Lokasinya terlindung dari matahari. Penampilannya merah muda nan cantik. Orang-orang biasa menggunakannya untuk mandi karena suhu di sana suam-suam kuku.


Aktivitas Danau Rotomahana yang Mempesona


Dua teras tersebut dialiri secara teratur dari semburan dua geyser yang terletak di Danau Rotomahana dan mengalir menuruni lereng bukit. Air melarutkan mineral yang mengkristal selama ratusan tahun dan membentuk struktur teras yang luar biasa.


teras putih [image source]
Saat para pedagang Eropa melihat penampakan cantik tersebut, mereka semua tercengang. Kabar pun menyebar dan para wisatawan pun segera berdatangan dari Inggris dan Kanada untuk melihat langsung keajaiban ini. Padahal saat itu Selandia Baru masih sulit diakses. Untuk sampai di Danau Rotomahana, butuh waktu beberapa bulan dengan kapal.


Menjadi Obyek Wisata Terkenal


Teras Pink sontak saja menjadi lokasi wisata tersohor di Selandia Baru. Desa Maori yang terdekat menjadi lebih berkembang karena penduduknya menyediakan layanan pemandu wisata dan juga pengemudi perahu.


Kindahan danau Rotomahana [image source]
Mereka juga mengelola hotel kecil di sekitar danau. Ada pula para penghibur seperti penari dan penyanyi untuk menyambut para wisatawan asing. Perekonomian masyarakat sekitar pun mulai melejit.


Meletusnya Gunung Tarawera


Bencana ledakan Gunung Tarawera sontak meluluh lantakkan pusat Danau Rotomahana. Tak hanya itu, letusan gunung juga melemparkan berton-ton sedimen dasar danau hingga radius bermil-mil, termasuk segala sesuatu di sekitar lumpur setelah satu meter. Bencana tersebut merusak teras-teras danau, dan juga menewaskan sekitar 150 orang.


Rotomahana hancur [image source]
Setelah insiden itu, sebuah kawah dengan diameter lebih dari 100 meter terbentuk di lokasi teras. Kawah tersebut terisi dengan air dan membantuk Danau Rotomahana baru dengan ukuran 30 meter lebih tinggi dan jauh lebih besar dari danau yang lama.


Sepi dan Sedikit Dikunjungi


Teras awal diduga hancur. Namun peneliti mengungkap bahwa sebagian dari teras masih selamat. Hanya saja terkubur di bawah lapisan tebal lumpur sekitar 50 meter di bawah permukaan danau saat ini. Pemulihan tidak memungkinkan, kecuali dengan menguras Danau Rotomahana yang tentu saja sangat sulit.


Rotomahana yang sudah hancur [Image Source]
Nampaknya, tidak mungkin lagi ada orang yang bisa menikmati keindahan teras-teras yang merupakan keajaiban dunia itu. Faktanya, danau Rotomahana hari ini masih begitu sepi. Memang, danau ini masih beberapa kali dikunjungi, namun hanya beberapa peneliti dan juga wisatawan, namun itu pun sangat jarang terjadi.


Hancurnya danau ajaib ini tentu disesalkan. Namun, mengingat runtuhnya Rotomahana adalah kehendak alam, maka kita tak bisa menyalahkan siapa pun. Manusia sebenarnya masih sangat mungkin membangun ini kembali. Tapi untuk itu butuh teknik konstruksi yang luar biasa serta biaya yang tak sedikit.




No comments:

Powered by Blogger.