Header Ads

Misteri Vampir-vampir di Indonesia yang Kemunculannya Bikin Ngeri



Fenomena vampir di Indonesia tidak seremeh serial Ganteng-Ganteng Serigala yang sempat booming tahun lalu. Bahkan mungkin lebih menarik dari itu, karena meski bikin ngeri tapi biasanya kita malah penasaran dengan makhluk astral tersebut.


Setelah membaca artikel ini, kamu bakal terheran bahwa vampir memang juga ada di Indonesia. Lebih mengejutkannya lagi, vampir-vampir di Indonesia ini tidak setampan dan secantik yang kamu bayangkan. Tapi sebagaimana vampir, ternyata banyak yang meyakini bahwa mereka bergentayangan untuk menghisap darah mangsanya.Mari kita singkap misterinya bersama-sama.


Hantuen


Cerita rakyat Hantuen ini sangat jelas sehingga menarik para antropolog dunia. Dasar cerita tersebut didapatkan dari buku “Small Sacrifices” yang dicatat oleh Anne Louis. Dari pengakuan kepercayaan masyarakat Dayak, Ngaju di Kalimantan Tengah, kisah Hantuen berasal dari kisah cinta dua muda-mudi yang berasal dari desa yang berbeda. Mereka bernama Antang Taui dan Tapih. Keduanya akhirnya menikah.


Hantuen [Image Source]
Kemudian, mereka mengangkat anak jelmaan musang dan gadis jelmaan ikan. Kedua siluman ini dinikahkan. Mereka memiliki keturunan tetapi bayinya sudah meninggal. Saat Suku Dayak hendak mengadakan ritual kematian, kedua orangtuanya marah karena bayinya bukan manusia sehingga tidak perlu diadakan ritual. Sejak saat itulah sepasang siluman ini kabur dan mengutuk bahwa anaknya kelak akan memangsa bayi manusia. Anak mereka itulah yang akhirnya menjadi Hantuen dan suka menghisap darah bayi atau wanita hamil.


Hantu Buo


Masih di sekitar wilayah pemukiman Dayak, Kalimantan. Buo memiliki karakteristik yang diyakini mirip dengan vampir-vampir dunia barat. Sebelum menjadi Buo, masyarakat setempat percaya bahwa Buo adalah mayat para prajurit kuno yang tewas di tengah medan perang.


Hantu Buo [Image Source]
Kematian mereka tidak disemayamkan di tempat yang layak sehingga bangkit kembali dan menghisap darah manusia yang hidup. Korban yang mereka mangsa sebagian besar adalah para gadis muda. Tapi jangan harap jadi mangsanya akan bernasib seperti Bella Swan, karena hantu ini terbilang mengerika daripada ganteng.


Sruwet


Sosok vampir yang satu ini sempat menggegerkan warga Cirebon pada tahun 1960-an. Konon, Sruwet biasanya menjelma menjadi dukun beranak. Saat membantu proses persalinan, Sruwet dapat berubah menjadi wanita bertaring. Setelah itu, Sruwet akan menghisap darah bayi sampai meninggal.


Sruwet [Image Source]
Biasanya, orang-orang zaman dahulu memiliki cara sendiri untuk membunuh Sruwet yaitu dengan cara menusuknya dengan bambu runcing dan membakarnya. Hampir sama dengan vampir barat, perbedaannya mereka menggunakan besi perak untuk menusuknya.


Parakkang


Vampir ini berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam logat yang berbeda, hantu ini dikenal dengan sebutan poppo di wilayah lain. Karakteristik hantu ini hampir mirip dengan Kuyang yang legenaris dan bikin merinding.


Parakkang [Image Source]
Hantu ini memiliki kemampuan memisahkan kepala dengan tubuhnya dan mencari seseorang agar dapat dihisap darahnya. Ilmu yang digunakan oleh hantu semacam ini biasa disebut dengan ilmu mananggal.


Sinsymonyi


Vampir yang ada di wilayah Papua ini memang tidak begitu populer. Sinsymonyi biasa tinggal di pedalaman wilayah timur sampai selatan. Sinsymonyi diyakini berasal dari penyihir yang hidup di wilayah gunung. Alasannya, mereka dulunya adalah salah satu suku yang diusir oleh penduduk setempat


Sinsymonyi [Image Source]
Biasanya Sinsymonyi menyamar menjadi seorang nenek kemudian mencuri bayi-bayi manusia. Mereka meminum darah bayi-bayi tersebut untuk mempertahankan kekuatan mereka. Apabila Sinsymonyi tertangkap, maka akan dibakar hidup-hidup agar arwahnya tidak menuntut balas dendam.


Ternyata selain kaya akan kesukuan, Indonesia juga kaya akan mitos-mitos makhluk astral yang bikin bulu kuduk berdiri. Memang tidak bisa dipastikan keberadaannya, tapi beberapa kasus pernah terjadi dengan begitu nyata. Apapun itu, semoga tidak mengurangi keimanan kita pada Sang Pencipta.


No comments:

Powered by Blogger.